BERITA MALUKU. Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara (Malut) telah menggarap tanaman jagung di areal seluas 1.000 hektare untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian Halmahera Barat (Halbar), Totari Balatjai di Ternate, Kamis (11/1/2018), menyatakan, hasil garapan lahan untuk tanaman jagung sudah mencapai 1.000 hektare lebih yang siap ditanam. Dengan begitu, dari pagu 20.000 Ha representasinya baru mencapai 0,05 persen.
"Sekarang yang sudah digarap lahan jagung siap ditanam sekitar 1.000 Ha lebih di sembilan kecamatan yang mencakup 176 desa," kata Totari.
Ia menjelaskan, dari target yang telah diperoleh dalam satu bulan (April), maka dalam tahun ini untuk 20 ribu Ha bisa diselesaikan, apalagi dengan penataan serta gerakan yang melibatkan 1.000 orang.
"Targetnya dalam satu tahun ini penanaman jagung sudah bisa dipanen dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan bagi petani," katanya.
Menurutnya, program itu berupa penanaman jagung kering pipil dengan swadaya masyarakat dan pemerintah siap menyediakan bibit dan pupuk.
"Jadi untuk penanamannya melalui swadaya masyarakat dan pemerintah siap menyediakan bibit dan pupuknya saja," ujarnya.
Bahkan, mekanisme penanaman jagung, minimal yang disiapkan dalam 1 Ha untuk bibitnya 15 kg, pupuk disiapkan 50 kg, dengan kadar air 15 persen.
Selain itu, hasil yang diperoleh akan mencapai 4 ton, dan jika dikalihkan dengan Rp 3.150.00 per kilogram maka hasilnya mencapai Rp12.600.000 dan itu hitungannya paling minim maka dikalkulasi maka keuntunggannya cukup besar.
"Bayangkan saja, kalau semua sukses maka keuntungannya cukup besar, dan lagian budidaya tanaman jagung muda dirawat tetapi memperoleh hasil yang besar," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Halmahera Barat (Halbar), Totari Balatjai di Ternate, Kamis (11/1/2018), menyatakan, hasil garapan lahan untuk tanaman jagung sudah mencapai 1.000 hektare lebih yang siap ditanam. Dengan begitu, dari pagu 20.000 Ha representasinya baru mencapai 0,05 persen.
"Sekarang yang sudah digarap lahan jagung siap ditanam sekitar 1.000 Ha lebih di sembilan kecamatan yang mencakup 176 desa," kata Totari.
Ia menjelaskan, dari target yang telah diperoleh dalam satu bulan (April), maka dalam tahun ini untuk 20 ribu Ha bisa diselesaikan, apalagi dengan penataan serta gerakan yang melibatkan 1.000 orang.
"Targetnya dalam satu tahun ini penanaman jagung sudah bisa dipanen dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan bagi petani," katanya.
Menurutnya, program itu berupa penanaman jagung kering pipil dengan swadaya masyarakat dan pemerintah siap menyediakan bibit dan pupuk.
"Jadi untuk penanamannya melalui swadaya masyarakat dan pemerintah siap menyediakan bibit dan pupuknya saja," ujarnya.
Bahkan, mekanisme penanaman jagung, minimal yang disiapkan dalam 1 Ha untuk bibitnya 15 kg, pupuk disiapkan 50 kg, dengan kadar air 15 persen.
Selain itu, hasil yang diperoleh akan mencapai 4 ton, dan jika dikalihkan dengan Rp 3.150.00 per kilogram maka hasilnya mencapai Rp12.600.000 dan itu hitungannya paling minim maka dikalkulasi maka keuntunggannya cukup besar.
"Bayangkan saja, kalau semua sukses maka keuntungannya cukup besar, dan lagian budidaya tanaman jagung muda dirawat tetapi memperoleh hasil yang besar," katanya.