BERITA MALUKU. Kesuksesan pelaksanaan Festival Pesona Meti Kei (FPMK) yang telah diselenggarakan Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dengan berbasis kearifan lokal merupakan sebuah langkah maju demi memperkenalkan Kei di kancah Nasioanal maupun Internasional. Hal ini disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Malra, Awaluddin Rado, Senin (24/10/201).
"Apresiasi terbesar kepada Pemda Malra, karena melalui pelaksanaan kegiatan FPMK mampu menunjukan kokohnya kepribadian atau jati diri Kei sebagai daerah yang berkarakter serta menunjukan Kei yang masih fanatik dalam mempertahankan dasar pijakan kebudayaan daerah," jelasnya.
Ia mengatakan, FPMK merupakan salah satu program pariwisata dengan nuansa atau terobosan terbaru yang belum ada sebelumnya, sehingga dengan kehadiran para elite petinggi republik, pemerintah provinsi Maluku bisa sama - sama dengan Pemda Malra menghantarkan program FPMK menjadi program event pariwisata tahunan berskala Nasional yang dapat mendukung peningkatan pariwisata Indonesia.
"Karakteristik daerah kita yang menonjol dengan budaya adat dan paduan unik potensi wisata terutama sektor perikanan serta objek wisata pantai dan laut seperti Ngurbaloat, Bair, dan tempat wisata lainnya, perlu diperhitungkan guna peningkatan pariwisata dan perumusan strategi pembangunan ekonomi. Dengan demikian pasca terlaksananya FPMK Pemda Malra tetap fokus mempertahankan dan meningkatkan potensi wisata didaerah," tegasnya
Rado menjelaskan, mengingat kearifan lokal merupakan kekuasaan dan potensi riil yang dimiliki satu daerah sebagai aset yang mendorong pengembangan dan pembangunan daerah maka sudah seharusnya impian besar seluruh masyarakat Kei secara inheren untuk menggali serta menjadikan potensi daerah yang berbasis kearifan lokal sebagai elemen penentu keberhasilan pembangunan daerah perlu dibuktikan dan diterjemahkan kedalam realitas.
Politisi muda ini menambahkan, Kearifan lokal sangat erat hubungannya dengan masyarakat, maka seluruh kegiatan bermuatan budaya dan kearifan lokal seharusnya melibatkan seluruh komponen masyarakat, wilayah - wilayah adat maupun pemangku adat.
"Keterlibatan masyarakat semakin memperkuat partisipasi dalam proses pemberdayaan serta meningkatkan rasa kecintaan masyarakat untuk merawat dan melestarikan potensi-potensi kearifan lokal maupun potensi wisata yang ada didaerah sehingga julukan Kei sebagai surga yang tersembunyi tetap dipertahankan," ujarnya.
"Apresiasi terbesar kepada Pemda Malra, karena melalui pelaksanaan kegiatan FPMK mampu menunjukan kokohnya kepribadian atau jati diri Kei sebagai daerah yang berkarakter serta menunjukan Kei yang masih fanatik dalam mempertahankan dasar pijakan kebudayaan daerah," jelasnya.
Ia mengatakan, FPMK merupakan salah satu program pariwisata dengan nuansa atau terobosan terbaru yang belum ada sebelumnya, sehingga dengan kehadiran para elite petinggi republik, pemerintah provinsi Maluku bisa sama - sama dengan Pemda Malra menghantarkan program FPMK menjadi program event pariwisata tahunan berskala Nasional yang dapat mendukung peningkatan pariwisata Indonesia.
"Karakteristik daerah kita yang menonjol dengan budaya adat dan paduan unik potensi wisata terutama sektor perikanan serta objek wisata pantai dan laut seperti Ngurbaloat, Bair, dan tempat wisata lainnya, perlu diperhitungkan guna peningkatan pariwisata dan perumusan strategi pembangunan ekonomi. Dengan demikian pasca terlaksananya FPMK Pemda Malra tetap fokus mempertahankan dan meningkatkan potensi wisata didaerah," tegasnya
Rado menjelaskan, mengingat kearifan lokal merupakan kekuasaan dan potensi riil yang dimiliki satu daerah sebagai aset yang mendorong pengembangan dan pembangunan daerah maka sudah seharusnya impian besar seluruh masyarakat Kei secara inheren untuk menggali serta menjadikan potensi daerah yang berbasis kearifan lokal sebagai elemen penentu keberhasilan pembangunan daerah perlu dibuktikan dan diterjemahkan kedalam realitas.
Politisi muda ini menambahkan, Kearifan lokal sangat erat hubungannya dengan masyarakat, maka seluruh kegiatan bermuatan budaya dan kearifan lokal seharusnya melibatkan seluruh komponen masyarakat, wilayah - wilayah adat maupun pemangku adat.
"Keterlibatan masyarakat semakin memperkuat partisipasi dalam proses pemberdayaan serta meningkatkan rasa kecintaan masyarakat untuk merawat dan melestarikan potensi-potensi kearifan lokal maupun potensi wisata yang ada didaerah sehingga julukan Kei sebagai surga yang tersembunyi tetap dipertahankan," ujarnya.