AMBON - BERITA MALUKU. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh mengungkapkan, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Maluku kini mencapai 18 orang dan 1 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) diduga terindikasi Virus Corona (Covid-19).
Hal ini disampaikan Pontoh kepada awak media di kantor Gubernur Maluku, Jumat (20/03).
Dijelaskan, 18 ODP tersebut di Kota Ambon 5 orang, Kabupaten SBB 3 orang, Kabupaten Buru 1 orang, Tual 2 orang Kabupaten Kepulauan Tanimbar 1 orang, dan Kabupaten Kepulauan Aru 6 orang. Sedangkan 1 PDP di Kota Ambon.
"Untuk kota Ambon yang sebelumnya 4 orang, kini bertambah menjadi 6 orang. Penambahan dua orang itu 1 ODP dan 1 PDP. Untuk 1 PDP ini merupakan orang Maluku yang baru melakukan perjalan dari daerah terpapar Covid-19, sesampai di Bandara International Pattimura melewati Thermal scanner suhu tubuhnya diatas 38 derajat, makanya dilakukan pemeriksaan dan dibawa ke di RSUD Haulussy untuk observasi, saat ini dia masih dalam kondisi demam. Sedangkan 1 ODP di rumah tetapi dalam pengawasan Puskesmas. Jadi kalau perlu ada ambel sampel lagi maka protap sama seperti satu warga bekasi dan dua orang WNA," tuturnya.
Walaupum ada penambaham ODP dan PDP, ungkapknya hingga saat Maluku masih aman dari Covid-19, dikarena belum ada yang ditetapkan positif virus yang berasal dari Wuhan, China ini.
Ditanya hasil spesimen warga bekasi yang sudah diturunkan status dari PDP menjadi ODP, yang diuji Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Jakarta, ia mengungkapkan sampai saat ini hasilnya belum diterima.
"Sampel warga bekasi belum ada hasilnya, secara resmi belum sampai ke kita. Karena disana itu ada antri ribuan spesimen yang diperiksa, jadi kita masih menunggu hasilnya," ucapnya.
Begitu juga dengan dua WNA yang sudah diturunkan status dari PDP menjadi ODP, spesimennya sudah tiba di Jakarta untuk uji lab.
Dirinya mengakui, saat ini semua RS di 11 kabupaten/kota sudah memenuhi standar, karena telah disiapkan ruang isolasi untuk melakukan pemantauan ketika pasien ditetapkan sebagai PDP.
Hal ini disampaikan Pontoh kepada awak media di kantor Gubernur Maluku, Jumat (20/03).
Dijelaskan, 18 ODP tersebut di Kota Ambon 5 orang, Kabupaten SBB 3 orang, Kabupaten Buru 1 orang, Tual 2 orang Kabupaten Kepulauan Tanimbar 1 orang, dan Kabupaten Kepulauan Aru 6 orang. Sedangkan 1 PDP di Kota Ambon.
"Untuk kota Ambon yang sebelumnya 4 orang, kini bertambah menjadi 6 orang. Penambahan dua orang itu 1 ODP dan 1 PDP. Untuk 1 PDP ini merupakan orang Maluku yang baru melakukan perjalan dari daerah terpapar Covid-19, sesampai di Bandara International Pattimura melewati Thermal scanner suhu tubuhnya diatas 38 derajat, makanya dilakukan pemeriksaan dan dibawa ke di RSUD Haulussy untuk observasi, saat ini dia masih dalam kondisi demam. Sedangkan 1 ODP di rumah tetapi dalam pengawasan Puskesmas. Jadi kalau perlu ada ambel sampel lagi maka protap sama seperti satu warga bekasi dan dua orang WNA," tuturnya.
Walaupum ada penambaham ODP dan PDP, ungkapknya hingga saat Maluku masih aman dari Covid-19, dikarena belum ada yang ditetapkan positif virus yang berasal dari Wuhan, China ini.
Ditanya hasil spesimen warga bekasi yang sudah diturunkan status dari PDP menjadi ODP, yang diuji Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Jakarta, ia mengungkapkan sampai saat ini hasilnya belum diterima.
"Sampel warga bekasi belum ada hasilnya, secara resmi belum sampai ke kita. Karena disana itu ada antri ribuan spesimen yang diperiksa, jadi kita masih menunggu hasilnya," ucapnya.
Begitu juga dengan dua WNA yang sudah diturunkan status dari PDP menjadi ODP, spesimennya sudah tiba di Jakarta untuk uji lab.
Dirinya mengakui, saat ini semua RS di 11 kabupaten/kota sudah memenuhi standar, karena telah disiapkan ruang isolasi untuk melakukan pemantauan ketika pasien ditetapkan sebagai PDP.