AMBON - BERITA MALUKU. Sebanyak 113 Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) mendapatkan pelatihan praktek dan terori Evakuasi Medis Laut (EML) oleh Tim Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Rumkital) dr. F.X. Suhardjo, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon. Selain itu mahasiswa juga diberikan latihan menaikan korban dari laut ke perahu karet, pengoperasian motor tempel dan teknik Uitemate (mengapung dan menunggu di laut), Rabu (20/03/2019).
Kepala Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Karumkital) dr. F.X. Suhardjo Lantamal IX Ambon Letkol Laut (K) dr. Ali Setiawan, Sp.B., mengatakan pelatihan evakuasi ini merupakan salah satu bagian konsekuensi kita sebagai daerah maritim mengingat kondisi geografis Maluku 92,4 persen wilayahnya merupakan laut, sehingga bermanfaat jika terjadi musibah di laut. Wilayah maritim yang paling luas adalah Maluku, oleh karena itu masalah kelautan menjadi lebih dominan berbeda dengan daerah lain. Transportasi laut juga cukup banyak yang menjadikan aktifitas kelautan sangat tinggi, tidak menutup kemungkinan resiko bahaya kecelakaan di laut sangat tinggi. Pengetahuan EML akan menjadi bekal ketrampilan bagi para mahasiswa setelah menamatkan pendidikan serta melakukan pengabdian di masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang sulit.
Pelatihan yang diberikan diantaranya materi kesehatan bahari yakni pengenalan alat-alat pertolongan korban di laut dan penanganan korban tenggelam secara perorangan maupun kelompok menggunakan tandu air. Mereka juga diajarkan melakukan resusitasi jantung paru atau tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru yang berorientasi pada otak.
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan tentang Chamber Hyperbaric atau peralatan terapi pengobatan dan kesehatan yang menggabungkan oksigen murni dan tekanan udara di dalam ruang udara bertekanan tinggi (RUBT).
Selain itu, mahasiswa juga diberikan pelajaran teknik menaikan korban dari laut ke perahu karet dengan satu maupun dua orang penolong, teknik bertahan hidup di laut dengan cara mengapung dan menunggu (uitemate), pengenalan motor tempel dan cara pengendalian kapal atau perahu dengan harapan mampu memberikan pertolongan pada kasus kegawat daruratan di air dan mampu melaksanakan prosedur evakuasi menggunakan transportasi air secara mandiri dari pulau terpencil menuju tempat pertolongan lanjutan.
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang sangat mengapresiasi kegiatan ini karena program pelayanan kesehatan berbasis kepulauan dalam bentuk latihan evakuasi medis laut tersebut, berdampak meningkatkan wawasan dan kemampuan mahasiswa terhadap upaya pertolongan pertama kepada para korban kecelakaan di laut.
Diharapkan pelatihan yang diberikan oleh Tim Evakuasi Medis Laut Rumkital dr. F.X. Suhardjo Lantamal IX Ambon dapat menjadi bekal nantinya apabila diperlukan pertolongan korban tenggelam dan mahasiswa memiliki keahlian di bidang kesehatan bahari serta dapat diaktualisasikan untuk melahirkan tenaga kesehatan berwawasan bahari yang mampu menerapkan prinsip-prinsip keselamatan dan penyelamatan di laut. (DISPEN LANTAMAL IX)
Kepala Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (Karumkital) dr. F.X. Suhardjo Lantamal IX Ambon Letkol Laut (K) dr. Ali Setiawan, Sp.B., mengatakan pelatihan evakuasi ini merupakan salah satu bagian konsekuensi kita sebagai daerah maritim mengingat kondisi geografis Maluku 92,4 persen wilayahnya merupakan laut, sehingga bermanfaat jika terjadi musibah di laut. Wilayah maritim yang paling luas adalah Maluku, oleh karena itu masalah kelautan menjadi lebih dominan berbeda dengan daerah lain. Transportasi laut juga cukup banyak yang menjadikan aktifitas kelautan sangat tinggi, tidak menutup kemungkinan resiko bahaya kecelakaan di laut sangat tinggi. Pengetahuan EML akan menjadi bekal ketrampilan bagi para mahasiswa setelah menamatkan pendidikan serta melakukan pengabdian di masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang sulit.
Pelatihan yang diberikan diantaranya materi kesehatan bahari yakni pengenalan alat-alat pertolongan korban di laut dan penanganan korban tenggelam secara perorangan maupun kelompok menggunakan tandu air. Mereka juga diajarkan melakukan resusitasi jantung paru atau tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru yang berorientasi pada otak.
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan tentang Chamber Hyperbaric atau peralatan terapi pengobatan dan kesehatan yang menggabungkan oksigen murni dan tekanan udara di dalam ruang udara bertekanan tinggi (RUBT).
Selain itu, mahasiswa juga diberikan pelajaran teknik menaikan korban dari laut ke perahu karet dengan satu maupun dua orang penolong, teknik bertahan hidup di laut dengan cara mengapung dan menunggu (uitemate), pengenalan motor tempel dan cara pengendalian kapal atau perahu dengan harapan mampu memberikan pertolongan pada kasus kegawat daruratan di air dan mampu melaksanakan prosedur evakuasi menggunakan transportasi air secara mandiri dari pulau terpencil menuju tempat pertolongan lanjutan.
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang sangat mengapresiasi kegiatan ini karena program pelayanan kesehatan berbasis kepulauan dalam bentuk latihan evakuasi medis laut tersebut, berdampak meningkatkan wawasan dan kemampuan mahasiswa terhadap upaya pertolongan pertama kepada para korban kecelakaan di laut.
Diharapkan pelatihan yang diberikan oleh Tim Evakuasi Medis Laut Rumkital dr. F.X. Suhardjo Lantamal IX Ambon dapat menjadi bekal nantinya apabila diperlukan pertolongan korban tenggelam dan mahasiswa memiliki keahlian di bidang kesehatan bahari serta dapat diaktualisasikan untuk melahirkan tenaga kesehatan berwawasan bahari yang mampu menerapkan prinsip-prinsip keselamatan dan penyelamatan di laut. (DISPEN LANTAMAL IX)