BERITA MALUKU. Kasdam XVI/Pattimura, Brigjen TNI Tri Soewandono membuka Penataran kemampuan Teritorial. diikuti sebanyak 118 personel yang terdiri dari prajurit jajaran Kodam XVI/Pattimura, Lantamal IX Ambon dan Lanud Pattimura, bertempat di Aula Dodik Bela Negara Rindam XVI/Pattimura, Rabu (1/11/2017).
Kasdam saat membacakan amanat Pangdam mengatakan, Secara umum Hakekat Binter adalah kegiatan membantu pemerintah untuk menyiapkan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini, serta membantu berbagai kesulitan yang dihadapi warga sekitar.
"Sesuai catatan sejarah, bahwa dalam pertempuran, pengaruh lingkungan operasi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi dalam pencapaian kemenangan," kata Kasdam.
Menurutnya, aspek dari lingkungan operasi yang dimaksud adalah dalam wujud Ruang, Alat dan Kondisi (RAK) Juang, serta kemanunggalan TNI-Rakyat. Apa yang dilakukan oleh TNI AD itu kita kenal dengan istilah Binter atau Pembinaan Teritorial, yang saat ini telah mendapat payung hukum jelas dengan terbitnya UU RI Nomor 34 tahun 2014 tentang TNI. Selanjutnya berdasarkan doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi bahwa Binter merupakan fungsi utama TNI AD.
"Dalam penerapan Binter diwilayah Maluku, sebagai prajurit Satkowil harus memamahi karakteristik wilayah yaitu tentang kultur budaya setempat dan ini erat kaitannya dengan antropologi, untuk itu belajar tentang antropologi sangatlah penting bagi setiap prajurit," jelas Kasdam.
Kasdam mengatakan, untuk melindungi dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Maluku, Kodam XVI/Pattimura terus melakukan berbagai program baik dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dalam OMP Kodam Pattimura terus meningkatkan sistem senjata teknologi dan kemampuan prajurit dalam latihan militer maupun terus meningkatkan kemampuan bela diri. Sedangkan dalam OMSP, Kodam Pattimura terus meningkatkan sistem senjata sosial (Sissos) melalui pendekatan kesejahteraan (Prosperity Approach) dan pendekatan keamanan (Security Approach) yang seimbang.
Dikatakan, pada pelaksanaannya, Kodam XVI/Pattimura melaksanakan kebijakan Serbuan Teritorial TNI dengan mencermati kondisi yang berlaku di wilayah Maluku. Kesejahteraan merupakan salah satu isu strategis selain keadilan dan kesetaraan. Hal ini terkait dari dampak konflik yang masih menyisahkan residu berupa persoalan sosial yang harus dipecahkan.
Penataran kemampuan teritorial bertujuan meningkatkan kemampuan teritorial bagi setiap prajurit Satkowil sehingga paham dalam rangka menyiapkan RAK Juang yang tangguh.
Dalam penataran ini sasaran utama yang akan dicapai adalah terwujudnya prajurit Satkowil yang memiliki 5 kemampuan Ter, Sikap Ter, Sejarah Ter dan Ketatalaksanaan Binter. Selanjutnya sasaran yang tidak kalah pentingnya adalah dimilikinya ketrampilan serta etos kerja yang tinggi, kreatif, inovatif dan leadership dilingkungannya bagi setiap prajurit Satkowil. Selain itu terbangunnya cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta kemampuan daya tangkal terhadap setiap permasalahan yang dapat mengganggu stabilitas wilayah nasional. (Pendam16)
Kasdam saat membacakan amanat Pangdam mengatakan, Secara umum Hakekat Binter adalah kegiatan membantu pemerintah untuk menyiapkan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini, serta membantu berbagai kesulitan yang dihadapi warga sekitar.
"Sesuai catatan sejarah, bahwa dalam pertempuran, pengaruh lingkungan operasi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi dalam pencapaian kemenangan," kata Kasdam.
Menurutnya, aspek dari lingkungan operasi yang dimaksud adalah dalam wujud Ruang, Alat dan Kondisi (RAK) Juang, serta kemanunggalan TNI-Rakyat. Apa yang dilakukan oleh TNI AD itu kita kenal dengan istilah Binter atau Pembinaan Teritorial, yang saat ini telah mendapat payung hukum jelas dengan terbitnya UU RI Nomor 34 tahun 2014 tentang TNI. Selanjutnya berdasarkan doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi bahwa Binter merupakan fungsi utama TNI AD.
"Dalam penerapan Binter diwilayah Maluku, sebagai prajurit Satkowil harus memamahi karakteristik wilayah yaitu tentang kultur budaya setempat dan ini erat kaitannya dengan antropologi, untuk itu belajar tentang antropologi sangatlah penting bagi setiap prajurit," jelas Kasdam.
Kasdam mengatakan, untuk melindungi dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Maluku, Kodam XVI/Pattimura terus melakukan berbagai program baik dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dalam OMP Kodam Pattimura terus meningkatkan sistem senjata teknologi dan kemampuan prajurit dalam latihan militer maupun terus meningkatkan kemampuan bela diri. Sedangkan dalam OMSP, Kodam Pattimura terus meningkatkan sistem senjata sosial (Sissos) melalui pendekatan kesejahteraan (Prosperity Approach) dan pendekatan keamanan (Security Approach) yang seimbang.
Dikatakan, pada pelaksanaannya, Kodam XVI/Pattimura melaksanakan kebijakan Serbuan Teritorial TNI dengan mencermati kondisi yang berlaku di wilayah Maluku. Kesejahteraan merupakan salah satu isu strategis selain keadilan dan kesetaraan. Hal ini terkait dari dampak konflik yang masih menyisahkan residu berupa persoalan sosial yang harus dipecahkan.
Penataran kemampuan teritorial bertujuan meningkatkan kemampuan teritorial bagi setiap prajurit Satkowil sehingga paham dalam rangka menyiapkan RAK Juang yang tangguh.
Dalam penataran ini sasaran utama yang akan dicapai adalah terwujudnya prajurit Satkowil yang memiliki 5 kemampuan Ter, Sikap Ter, Sejarah Ter dan Ketatalaksanaan Binter. Selanjutnya sasaran yang tidak kalah pentingnya adalah dimilikinya ketrampilan serta etos kerja yang tinggi, kreatif, inovatif dan leadership dilingkungannya bagi setiap prajurit Satkowil. Selain itu terbangunnya cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta kemampuan daya tangkal terhadap setiap permasalahan yang dapat mengganggu stabilitas wilayah nasional. (Pendam16)