BERITA MALUKU. Pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) Ranting Tepa, Kecamatan Kepulauan Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) tahun 2017 akan selektif menyalurkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada masyarakat di wilayah setempat, sebab dana bergulir bantuan dari pemerintah yang sedianya untuk meningkatkan usaha ekonomi kerakyatan di wilayah tersebut ternyata banyak disalahgunakan.
"Untuk itu, tahun 2017, kita selektif menyalurkan pinjaman KUR di Babar. Kebijakan ini diambil karena ada banyak debitur bermasalah," ujar kepala BRI tepa, Yofi Moniharapon kepada Berita Maluku Online di ruang kerjanya, Senin (6/2/2017).
Dikatakan, upaya selektif yang dilakukan pihaknya bukan tanpa dasar, sebab pihak peminjam atau debitur KUR kerap salah memanfaatkan uang pinjaman untuk mengelola usaha yang mereka geluti, sehingga mereka sulit membayar angsuran secara rutin.
"Bukan itu saja, bahkan ada sebagian debitur lari meninggalkan tanggung jawabnya sehingga memusingkan kita," ujarnya.
Perempuan yang akrab disapa Yofi ini mengaku bawahannya di lapangan kerap kali mengeluh sebab banyak mengalami kesulitan di lapangan terutama saat melakukan penagihan bagi debitur penunggak. Pasalnya, ada sejumlah debitur wilayah pulau lain seperti Pulau Damer dan sekitarnya sehingga untuk menemukan mereka cukup sulit.
"Itu salah satu contoh, sehingga tahun ini direncanakan Pulau Damer belum dilayani untuk calon debitur baru, sementara untuk pulau Babar dan sekitarnya kita akan selektif lagi, terutama tentang sikap dan mental calon debitur, berikut usaha yang digeluti," kata Yofi.
Disinggung tentang besaran dana KUR yang akan disalurkan tahun 2017 melalui BRI Tepa, perempuan ini mengaku belum mengetahuinya, namun dia menduga lebih kecil penyediaan dana KUR 2017 bila dibandingkan KUR tahun 2016.
Menurutnya, saat ini BRI Ranting Tepa memiliki jumlah nasabah sebanyak 2.398 orang, sementara untuk jumlah nasabah debitur berjumlah 366 orang.
Yofi.mengharapkan, warga yang memiliki usaha ekonomi kecil bisa memanfaatkan peluang bantuan KUR dengan sebaik-baiknya agar kelak bermanfaat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri sesuai harapan pemerintah. (eKO)
"Untuk itu, tahun 2017, kita selektif menyalurkan pinjaman KUR di Babar. Kebijakan ini diambil karena ada banyak debitur bermasalah," ujar kepala BRI tepa, Yofi Moniharapon kepada Berita Maluku Online di ruang kerjanya, Senin (6/2/2017).
Dikatakan, upaya selektif yang dilakukan pihaknya bukan tanpa dasar, sebab pihak peminjam atau debitur KUR kerap salah memanfaatkan uang pinjaman untuk mengelola usaha yang mereka geluti, sehingga mereka sulit membayar angsuran secara rutin.
"Bukan itu saja, bahkan ada sebagian debitur lari meninggalkan tanggung jawabnya sehingga memusingkan kita," ujarnya.
Perempuan yang akrab disapa Yofi ini mengaku bawahannya di lapangan kerap kali mengeluh sebab banyak mengalami kesulitan di lapangan terutama saat melakukan penagihan bagi debitur penunggak. Pasalnya, ada sejumlah debitur wilayah pulau lain seperti Pulau Damer dan sekitarnya sehingga untuk menemukan mereka cukup sulit.
"Itu salah satu contoh, sehingga tahun ini direncanakan Pulau Damer belum dilayani untuk calon debitur baru, sementara untuk pulau Babar dan sekitarnya kita akan selektif lagi, terutama tentang sikap dan mental calon debitur, berikut usaha yang digeluti," kata Yofi.
Disinggung tentang besaran dana KUR yang akan disalurkan tahun 2017 melalui BRI Tepa, perempuan ini mengaku belum mengetahuinya, namun dia menduga lebih kecil penyediaan dana KUR 2017 bila dibandingkan KUR tahun 2016.
Menurutnya, saat ini BRI Ranting Tepa memiliki jumlah nasabah sebanyak 2.398 orang, sementara untuk jumlah nasabah debitur berjumlah 366 orang.
Yofi.mengharapkan, warga yang memiliki usaha ekonomi kecil bisa memanfaatkan peluang bantuan KUR dengan sebaik-baiknya agar kelak bermanfaat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri sesuai harapan pemerintah. (eKO)