Pada umumnya anak yang masih mengenyam pendidikan senantiasa menikmati masa kanak-kanaknya, namun tak demikian dengan Dimas Nicolas Saputra (8). Sepulangnya bersekolah, Dimas justru harus meluangkan waktu bermainnya untuk mengumpulkan berkarung-karung pasir dari sungai yang keruh untuk kemudian di jual.
Foto: Dimas Nicolas Saputra (8) Saat MEngkat Pasir Dari Sungai |
"Saya kangen sama ibu (Tari), terakhir bertemu 4 tahun lalu dirumah nenek di Palembapang, sejak itu ibu sudah tidak ada kabar lagi"
KALIANDANEWS, KELATEN PENENGAHAN - Selasa (07/02/2017)
Pekerjaan menambang pasir dengan cara menyelam sebenarnya bukan hal yang mudah dan cukup berbahaya dilakukan anak seusianya. Tak jarang kakinya terluka terkena bebatuan sungai, meskipun tanpa adanya paksaan dari orang tua, akan tetapi hal itu tak menghalangi niatnya demi membantu keluarganya.
Foto: Dimas bersama Adit dan Dendi (KN) |
Sepulangnya bersekolah, Bersama 2 orang rekannya, yakni Adit dan Dendi. Dimas bergegas pulang kerumah dan bersiap-siap pergi menyelam di sungai mengambil pasir. Pasir yang di ambil tak semerta-merta kemudian dijual, akan tetapi pasir-pasir tersebut di kumpulkan dahulu selama satu minggu dan kemudian baru dijual.
"Pulang sekolah langsung ke sungai buat nyari pasir, nyarinya kami nyelem sambil bawa karung, trus pasirnya di ambil pake tangan baru dimasukin kekarung. Biasanya 1 minggu kami dapat 110 ribu pak, terus kami bagi rata dapetnya" Ungkap Dimas.
Foto: Dimas Saat Pulang Sekolah (KN) |
Dimas adalah anak pertama dari pasangan Helmi (34) dan Tari (27), ayah dimas seorang pekerja bangunan, sementara Ibunya bekerja di negeri sebrang sebagai TKW. Kepada Kaliandanews Dimas mengaku, sudah lama tak pernah bertemu ibu kandungnya, terakhir Dimas bertemu 4 tahun lalu dirumah neneknya. Namun Semenjak itu dimas tak pernah lagi bertemu ibunya, bahkan tak pernah mendapat kabar dari sang ibu.
"Saya kangen sama ibu (Tari), terakhir bertemu 4 tahun lalu dirumah nenek di Palembapang, sejak itu ibu sudah tidak ada kabar lagi. Uang tabungan saya udah 250 ribu, ditabung buat ongkos ketemu ibu. Kata ayah nanti pas libur panjang di anter sama ayah buat ketemu ibu" Harap Bocah kelahiran Malaysia ini.
Foto: Dimas saat di Wawancarai (KN) |
Meski harus berjuang keras, Dimas tidak pernah sekalipun terpikir untuk putus sekolah. Ia tetap rajin pergi ke sekolah, bahkan kerap ia membawa buku pelajarannya saat hendak ke sungai.
"Kalau belajar malam harinya, kalo gak bawa buku ke sungai sama temen-temen yang lainnya juga, soalnya saya punya cita-cita jadi Polisi". Tutur Dimas dengan senyum kecilnya.
Dimas juga berharap, dari hasilnya mencari pasir itu, ia bisa membeli sebuah sepeda baru. Supaya dia bisa pergi kesekolah dengan menggunakan sepeda, karna Sepeda yang dia punya saat ini, sudah sering rusak dan tak layak pakai lagi.
"Ia saya juga pengen punya sepeda baru pak, biar bisa maen samas temen-temen, sama buat pergi kesekolah" Harapnya.
Bocah sederhana penuh semangat yang tinggal di Dusun Pahabung Desa Ruang Tengah Kecamatan Penengahan ini, adalah siswa kelas 3 di SD 1 Kelaten Kecamatan Penengahan Lampung Selatan. Meskipun ditengah kondisinya yang cukup memprihatinkan, tak pula mengurangi semangatnya untuk mengukir prestasi di sekolahnya. Terbukti, Dimas menjadi salah seorang Atlit renang yang mewakili SD 1 Kelaten untuk mengikuti di tingkat Daerah.
Foto: Dimas membaca buku pelajaran di Sungai (KN) |
Subiyati (54) menuturkan, Dimas adalah termasuk anak yang rajin dan berprestasi, ia pernah mengikuti lomba renang dan mendapatkan juara. Ia juga tak pernah telat ketika hendak bersekolah. Menurutnnya Dimas adalah anak yang patut di contoh sebagai Motivasi bagi anak-anak lainnya.
"ditengah keterbatasan Ekonomi, Dimas termasuk siswa berprestasi terutama di Bidang olahraga Renang, saya bina 1 minggu sekali dia latihan berenang di hidayah kuring kalau gak di stadion untuk persiapan mengikuti perlombaan. Dia jago berenangnya sama pernapasannya kuat, mugkin karna dia sering nyelam untuk cari pasir itu. Kalo dia mengeluh kecapean pas latihan renang, langsung saya suruh berenti karna kasian, maklum dia kecapean abis cari Pasir di sungai" Tutur Guru Olahraga Dimas.
Sementara Wali Kelas Dimas mengatakan, meskipun kondisinya seperti itu, namun semangatnya luar biasa dan cukup aktiv di sekolahnya. Nilainya cukup baik terutama dibidang olahraga.
"kalau Sekolahnya biasa seperti anak-anak yang lainnya, tapi semangatnya luar biasa dan aktiv di sekolah, nilainya Lumayan baik, dia Olahraganya Bagus terutama Renang. Makanya dia di ambil buat lomba juga, mungkin karna aktifitasnya mencari Pasir jadinya fisiknya kuat". Pungkas Eka Yuli Perwitasari (28).
Semoga kelak dikemudian hari, Dimas bisa menjadi anak yang Sukses dan Berprestasi bagi Nusa dan Bangsa. (nz)