Sebelum Diperiksa di Bareskrim, Ahok Mendadak ke Istana, Ada Apa?
Berita Islam 24H - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tiba-tiba saja datang ke Istana Kepresidenan, di Jalan Medan Merdeka Utara pagi ini, Senin, 24 Oktober 2016. Padahal, tidak ada agenda Istana Kepresidenan yang mengharuskannya datang hari ini
Basuki atau Ahok berkunjung ke Istana Kepresidenan kurang lebih pukul 09.30 WIB. Ia hadir menggunakan Toyota Land Cruiser berwarna hitam bernomor polisi B 1966 RFR, masuk ke arah Istana Merdeka di kompleks Istana Kepresidenan.
Ia tak sendiri. Ia didampingi sejumlah pria berlengan panjang yang belum diketahui profilnya. Apa tujuan Ahok ke kantor Presiden Joko Widodo, belum jelas.
Pukul 10.15, Ahok yang hadir mengenakan batik lengan panjang warna cokelat dan kaca mata gelap langsung meninggalkan Istana Merdeka. Ia enggan meladeni awak media yang menunggunya. Pria asal Belitung Timur ini langsung bergegas ke mobilnya dan menuju kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri.
Pukul 10.25 Ahok sampai di gedung Bareskrim untuk diperiksa terkait dugaan penistaan agama. "Saya datang supaya bisa memberikan klarifikasi kepada polisi atas kasus di Pulau Seribu," kata Ahok kepada wartawan.
Pada 6 Oktober 2016, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan Ahok ke Bareskrim atas dugaan penistaan agama. Laporan itu berdasar pada pidato Ahok di Kabupaten Kepulauan Seribu yang mengaku sering mendapat tekanan dari sebagian orang yang berkiblat pada Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 51.
Adapun dalam ayat tersebut disebutkan bahwa orang Islam dilarang memilih pemimpin dari orang-orang yang beragama Yahudi dan Nasrani.
"Bapak-Ibu enggak bisa pilih saya karena dibohongin pakai Surat Al-Maidah 51 macem-macem itu. Itu hak Bapak-Ibu, ya. Jadi, kalau Bapak-Ibu perasaan enggak bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu, ya, enggak apa-apa. Karena ini, kan, hak pribadi Bapak-Ibu. Program ini jalan saja. Jadi Bapak-Ibu enggak usah merasa enggak enak. Dalam nuraninya enggak bisa pilih Ahok," kata Ahok dalam pidato tersebut.
Ahok sendiri sudah meminta maaf terkait ucapannya yang mengutip salah satu surat dalam kitab suci Al-Quran, yakni Al-Maidah ayat 51. "Saya sampaikan kepada semua umat Islam ataupun orang yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf," kata Ahok.
Dia mengaku tidak bermaksud melecehkan agama Islam ataupun Al-Quran. Menurut dia, masyarakat bisa melihat video sesungguhnya untuk mengetahui suasana yang terjadi saat ia melontarkan ucapannya itu.
"Tidak ada niat apa pun. Orang di Kepulauan Seribu pun saat itu, satu pun tidak ada yang tersinggung, mereka tertawa, kok," kata Ahok yang maju kembali dalam Pilkada DKI 2017 berpasangan dengan Djarot Syaiful.
Pada Jumat, 21 Oktober 2016, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta calon gubernur untuk tidak bicara kasar dan memancing isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA). "Saya lihat kasus Surat Al-Maidah ayat 51, bukan ayat itu yang dipersoalkan adalah kata bohong," ujar Kalla kepada wartwan.
Menurut Jusuf Kalla, andaikata Ahok tidak menyebut kata 'bohong', tidak akan muncul kemarahan dan kehebohan dari banyak orang. "Marah enggak orang, enggak marah, kan," kata Kalla.
Dia mengibaratkan kasus Ahok dengan calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Menurut dia, dalam survei atau polling, pemilih Trump menurun karena sosok Trump suka menuduh kiri-kanan. "Jadi ya, mulutmu harimaumu, itu saja masalahnya, masalah Jakarta itu," kata Kalla. [beritaislam24h.com / tc]