AMBON - BERITA MALUKU. Hingga saat ini sudah empat orang yang terus dipantau karena di duga terpapar Virus Corona (Covid-19), terdiri dari dua warga negara Indonesia dan dua Warga Negara asing dari Japan.
Dari keempat orang tersebut, tiga orang yaitu satu warga Bekasi dan dua WNA sementara ini masih dirawat di RSUD dr. M. Haulussy Ambon, sedangkan satu orang lainnya berada di liar rumah sakit (rumah) tetapi terus dalam pengawasan ketat oleh Puskesmas, sehingga ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (OPD).
Sedangkan kondisi tiga pasien di duga terpapar Covid -19 di RSUD dr. M. Haulussy Ambon saat ini semakin membaik, sehingga dari sebelumnya dietapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) kini menjadi OPD.
"Ternnyata tiga PDP ini semakin membaik dan gejala yang mengarah ke Covid menghilang, makanya dari segi kesehatan menurunkan statusnya menjadi ODP," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh kepada awak medi di kantor Gubernur, Kamis (19/03).
Dikatakan, untuk spesimen warga bekasi sudah dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, namun sampai hari ini belum ada. Sedangkan spesimen dua WNA asal Japan yang sebelumnya ditolak oleh dua perusahaan penerbangan, juga sudah dikirim setelah melengkapi beberapa persyaratan oleh perusahaan penerbangan.
"Jadi sampai hari ini yang kita sudah ambil spesimen warga bekasi hasilnya belum ada, karena dilitbang kesehatan ada antri ribuan spesimen. Sedangkan 2 WNA spesimennya baru dikirim tadi sore (kemarin). Kedua WNA itu sebelumnga dirawat di puskesmas ternyata positif Demam Berdarah (DBD), walaupun demikian kita tetap melakukan uji spesimen, kalau hasilnya seperti apa. Kalau ternyata dia negatif, pasien dipulangkan, dia tidak ditahan, tetapi jika hasilnya positif maka dilanjutkan dengan pemeriksaan epidemologi. Siapapun yang bersentuhan dengan dia akan di data, Hasilnya uji lab itu baru bisa diketahui 3 -4 hari kedepan," tuturnya.
Terlepas dari hal tersebut, kata Pontoh, mulai Jumat besok akan didirikan posko di Bandar Udara International Pattimura dan Pelabuhan Yos Sudarso.
"Memang selama ini posko itu sudah ada, kalau di bandara termo scaner, begitu juga di pelabuhan Yos Sudarso," jelasnya.
Dikatakan, dalam posko tersebut terdapat tenaga medis dan tenaga dokter, serta tenaga dari balai Kesehatan lingkungan, serta disiapkan brosur terkait Covid-19
"Posko dilengakapi dengan ruang transit, jadi dokter akan periksa lebih lanjut, kalau ternyata ada warga yang gejala-gejala seperti covid maka akan dibawa menggunakan ambulance tertentu,l di RS baik itu RS Angkatan Laut, RS Bhayangkara, RST, maupun RSUD dr. M Haulussy Kemudian untuk diambil spesimen untuk diuji kepastiannya," ulasnya.
Dintanya mengenai ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD), ungkap Pontoh sampai tersedia hingga beberapa hari kedepan. Bahkan telah dianggarkan untuk membeli APD tambahan.
"Kita juga mendapat bantuan dari Kemenkes tahap pertama sudah ada tahap kedua selajutnya," cetus Pontoh.
Kemudian untuk ketersediaan masker, jelasnya bukan hanya di Maluku tetapi seluruh Indonesia dalam kondisi terbatas. Sementara hand sanitizer dari balai lingkungan kesehatan sementara lakukan inovasi membuat hand sanitizer dan campuran alkohol dan lidah buaya.
Dari keempat orang tersebut, tiga orang yaitu satu warga Bekasi dan dua WNA sementara ini masih dirawat di RSUD dr. M. Haulussy Ambon, sedangkan satu orang lainnya berada di liar rumah sakit (rumah) tetapi terus dalam pengawasan ketat oleh Puskesmas, sehingga ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (OPD).
Sedangkan kondisi tiga pasien di duga terpapar Covid -19 di RSUD dr. M. Haulussy Ambon saat ini semakin membaik, sehingga dari sebelumnya dietapkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) kini menjadi OPD.
"Ternnyata tiga PDP ini semakin membaik dan gejala yang mengarah ke Covid menghilang, makanya dari segi kesehatan menurunkan statusnya menjadi ODP," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh kepada awak medi di kantor Gubernur, Kamis (19/03).
Dikatakan, untuk spesimen warga bekasi sudah dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, namun sampai hari ini belum ada. Sedangkan spesimen dua WNA asal Japan yang sebelumnya ditolak oleh dua perusahaan penerbangan, juga sudah dikirim setelah melengkapi beberapa persyaratan oleh perusahaan penerbangan.
"Jadi sampai hari ini yang kita sudah ambil spesimen warga bekasi hasilnya belum ada, karena dilitbang kesehatan ada antri ribuan spesimen. Sedangkan 2 WNA spesimennya baru dikirim tadi sore (kemarin). Kedua WNA itu sebelumnga dirawat di puskesmas ternyata positif Demam Berdarah (DBD), walaupun demikian kita tetap melakukan uji spesimen, kalau hasilnya seperti apa. Kalau ternyata dia negatif, pasien dipulangkan, dia tidak ditahan, tetapi jika hasilnya positif maka dilanjutkan dengan pemeriksaan epidemologi. Siapapun yang bersentuhan dengan dia akan di data, Hasilnya uji lab itu baru bisa diketahui 3 -4 hari kedepan," tuturnya.
Terlepas dari hal tersebut, kata Pontoh, mulai Jumat besok akan didirikan posko di Bandar Udara International Pattimura dan Pelabuhan Yos Sudarso.
"Memang selama ini posko itu sudah ada, kalau di bandara termo scaner, begitu juga di pelabuhan Yos Sudarso," jelasnya.
Dikatakan, dalam posko tersebut terdapat tenaga medis dan tenaga dokter, serta tenaga dari balai Kesehatan lingkungan, serta disiapkan brosur terkait Covid-19
"Posko dilengakapi dengan ruang transit, jadi dokter akan periksa lebih lanjut, kalau ternyata ada warga yang gejala-gejala seperti covid maka akan dibawa menggunakan ambulance tertentu,l di RS baik itu RS Angkatan Laut, RS Bhayangkara, RST, maupun RSUD dr. M Haulussy Kemudian untuk diambil spesimen untuk diuji kepastiannya," ulasnya.
Dintanya mengenai ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD), ungkap Pontoh sampai tersedia hingga beberapa hari kedepan. Bahkan telah dianggarkan untuk membeli APD tambahan.
"Kita juga mendapat bantuan dari Kemenkes tahap pertama sudah ada tahap kedua selajutnya," cetus Pontoh.
Kemudian untuk ketersediaan masker, jelasnya bukan hanya di Maluku tetapi seluruh Indonesia dalam kondisi terbatas. Sementara hand sanitizer dari balai lingkungan kesehatan sementara lakukan inovasi membuat hand sanitizer dan campuran alkohol dan lidah buaya.