AMBON - BERITA MALUKU. Pihak Pasific Hotel membantah steatment Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno yang keliru menyebutkan nama hotel yang menjadi tempat nginap warga Bekasi yang saat ini dirawat di RSUD dr. M. Haulussy Ambon, diduga terpapar Virus Corona (Covid-19).
"Kami sesali pada steatment wagub, warga bekasi itu bukan nginap disini. Di dalam buku pengunjung terakhir tamu dari bekasi itu pada tanggal 23 Febuari lalu itupun hanya satu hari, sisanya tidak ada tamu dari luar daerah," ujar Franklin Tapilatu manager pasific hotel, didampinggi Bela Julianti corporate manager, Kamis (19/3/2020).
Ia mengakui, akibat dari penyebutan salah nama hotel, berdampak pada kunjungan tamu.
"Ini tentunya sangat berdampak tidak baik untuk usaha kami," pungkasnya.
Pada prinsipnya, ia mengungkapkan, Pasific Hotel bebas dari Virus Corona.
"Dari awal kemunculan berita terkait virus ini, kami sudah melakukan berbagai langkah pencegahan dengan menyiapkan sanitasi, dimana setiap tahun ini ingin ceck in, terlebih dahulu melewati tahapan cuci tangan hand sanitizer.
"Kami di pasific hotel bersih," tandasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya, Wakil Gubernur, Barnabas Orno meminta Sekda Maluku untuk memanggil Kepala Dinas Kesehata Maluku, Meikal Pontoh dan Plt Direktur RSUD M dr. Haulussy, untuk memeriksa dan mengawasi kerabat maupun tempat nginao warga bekasi tersebut.
"Jadi pak Sekda meminta saya untuk memberikan masukan dalam penanganan dan pencegahan virus Corona, Lalu kemudian saya sarankan buat pak sekda bahwa tidak mendahului kebijakan pak Gubernur, saya sarankan untuk memanggil Kadis Kesehatan dan Direktur RSUD, tentunya dia tidak sendiri, pasti bersama denga teman-teman di hotel, untuk deteksi mereka juga dan pegawai karyawan di hotel pasific sebab kalau betul terinveksi berarti tentu saja akan berdampak kepada teman-teman dan karyawan, itu berarti bisa saja ada di sekitar kita tetapi kita tidak tahu,"ujar Onro kepada awak media di kantor Gubernur, Selasa (17/03).
Padahal yang dimaksudkan Wagub, bukanlah Pasific Hotel, tetapi hotel Amaris.
Ia juga memberikan masukan, walaupun fasilitas kesehatan terbatas, namun pelayanan kepada pasien tetap harus maksimal.
Ia juga meminta agar pertemuan maupun kegiatan yang melibatkan banyak orang sudah harus dikurangi. Bahkan untuk pelayanan juga harus melalui beebagai tahapan, tidak bisa langsung, tetapi melalui sespri, kemudian melalui telepone.
"Untuk pelayanan pemerintahan bisa melalui jarak jauh tapi efektif, tapi tidak mengurangi pelayanan publik. Seperti sekarang bukan 1 - 2 meter tetapi sudah harus 4 meter, kita kan belum tahu karena ini sistim sel," ucapnya.
Begitu juga di dunia pendidikan khususnya jenjang SMA/SMK yang menjadi tanggungjawab pemprov, kata Mantan Bupati MBD ini, Dinas Pendidikan sudah harus menyiapkan konsep media pembelajaran jika nantinya sekolah diliburkan.
Ia juga meminta Dinas Kesehatan agar terus berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk memantau terhadap perkembangan masyarakat.
"Untuk itu, bagaimana kita bisa menjaga yang sehat, justru itu yang harus dipikirkan. Yang betul sudah terdeksi bisa diobati, tetapi bagaimana yang masih sehat ini kalau tidak dijaga bahaya," pinta Orno.
Dirinya menghimbau, kepada seluruh masyarakat Maluku untuk efektif menjaga diri sendiri dengan menerapkan pola hidup sehat, serta selalu menggadalkan Tuhan lewat doa, untuk menjaga kita semua dari segala macam penyakit apapun.
"Jaga diri sendiri, saya yakin Tuhan pasti akan menjaga. Sekarang ini kita semua sudah harus masing-masing menjaga diri sendiri, begitu juga anak-anak kita," harapnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meikal Pontoh mengungkapkan, telah melakukan pemantauan kepada kerabat maupun hotel yang menjadi menginap warga bekasi yang diduga terpapar Corona (Covid-19).
"Ada protapnya, kan tidak bisa langsung diperiksa kalau tidak sakit. Tetapi sudah dilakukan pemantauan baik kepada karyawan hotel maupun rekan-rekannya. Dan tidak ada keluhan sakit dari mereka. Kan yang warga Bekasi itu karena dia dari daerah yang sudah ada kasus, makanya kita pantau di RSUD, tapi hasilnya (uji spesimen di Lab Surabaya) belum keluar," pungkasnya.
"Kami sesali pada steatment wagub, warga bekasi itu bukan nginap disini. Di dalam buku pengunjung terakhir tamu dari bekasi itu pada tanggal 23 Febuari lalu itupun hanya satu hari, sisanya tidak ada tamu dari luar daerah," ujar Franklin Tapilatu manager pasific hotel, didampinggi Bela Julianti corporate manager, Kamis (19/3/2020).
Ia mengakui, akibat dari penyebutan salah nama hotel, berdampak pada kunjungan tamu.
"Ini tentunya sangat berdampak tidak baik untuk usaha kami," pungkasnya.
Pada prinsipnya, ia mengungkapkan, Pasific Hotel bebas dari Virus Corona.
"Dari awal kemunculan berita terkait virus ini, kami sudah melakukan berbagai langkah pencegahan dengan menyiapkan sanitasi, dimana setiap tahun ini ingin ceck in, terlebih dahulu melewati tahapan cuci tangan hand sanitizer.
"Kami di pasific hotel bersih," tandasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya, Wakil Gubernur, Barnabas Orno meminta Sekda Maluku untuk memanggil Kepala Dinas Kesehata Maluku, Meikal Pontoh dan Plt Direktur RSUD M dr. Haulussy, untuk memeriksa dan mengawasi kerabat maupun tempat nginao warga bekasi tersebut.
"Jadi pak Sekda meminta saya untuk memberikan masukan dalam penanganan dan pencegahan virus Corona, Lalu kemudian saya sarankan buat pak sekda bahwa tidak mendahului kebijakan pak Gubernur, saya sarankan untuk memanggil Kadis Kesehatan dan Direktur RSUD, tentunya dia tidak sendiri, pasti bersama denga teman-teman di hotel, untuk deteksi mereka juga dan pegawai karyawan di hotel pasific sebab kalau betul terinveksi berarti tentu saja akan berdampak kepada teman-teman dan karyawan, itu berarti bisa saja ada di sekitar kita tetapi kita tidak tahu,"ujar Onro kepada awak media di kantor Gubernur, Selasa (17/03).
Padahal yang dimaksudkan Wagub, bukanlah Pasific Hotel, tetapi hotel Amaris.
Ia juga memberikan masukan, walaupun fasilitas kesehatan terbatas, namun pelayanan kepada pasien tetap harus maksimal.
Ia juga meminta agar pertemuan maupun kegiatan yang melibatkan banyak orang sudah harus dikurangi. Bahkan untuk pelayanan juga harus melalui beebagai tahapan, tidak bisa langsung, tetapi melalui sespri, kemudian melalui telepone.
"Untuk pelayanan pemerintahan bisa melalui jarak jauh tapi efektif, tapi tidak mengurangi pelayanan publik. Seperti sekarang bukan 1 - 2 meter tetapi sudah harus 4 meter, kita kan belum tahu karena ini sistim sel," ucapnya.
Begitu juga di dunia pendidikan khususnya jenjang SMA/SMK yang menjadi tanggungjawab pemprov, kata Mantan Bupati MBD ini, Dinas Pendidikan sudah harus menyiapkan konsep media pembelajaran jika nantinya sekolah diliburkan.
Ia juga meminta Dinas Kesehatan agar terus berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk memantau terhadap perkembangan masyarakat.
"Untuk itu, bagaimana kita bisa menjaga yang sehat, justru itu yang harus dipikirkan. Yang betul sudah terdeksi bisa diobati, tetapi bagaimana yang masih sehat ini kalau tidak dijaga bahaya," pinta Orno.
Dirinya menghimbau, kepada seluruh masyarakat Maluku untuk efektif menjaga diri sendiri dengan menerapkan pola hidup sehat, serta selalu menggadalkan Tuhan lewat doa, untuk menjaga kita semua dari segala macam penyakit apapun.
"Jaga diri sendiri, saya yakin Tuhan pasti akan menjaga. Sekarang ini kita semua sudah harus masing-masing menjaga diri sendiri, begitu juga anak-anak kita," harapnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meikal Pontoh mengungkapkan, telah melakukan pemantauan kepada kerabat maupun hotel yang menjadi menginap warga bekasi yang diduga terpapar Corona (Covid-19).
"Ada protapnya, kan tidak bisa langsung diperiksa kalau tidak sakit. Tetapi sudah dilakukan pemantauan baik kepada karyawan hotel maupun rekan-rekannya. Dan tidak ada keluhan sakit dari mereka. Kan yang warga Bekasi itu karena dia dari daerah yang sudah ada kasus, makanya kita pantau di RSUD, tapi hasilnya (uji spesimen di Lab Surabaya) belum keluar," pungkasnya.