AMBON - BERITA MALUKU. Maluku menempati urutan ke-10 dari 10 provinsi dengan kasus AIDS tertinggi per 100.000 penduduk.
"Berdasarka data Kementerian Kesehatan Triwulan IV tahun 2017, maluku berada di urutan ke-10, dengan kasus AIDS tertinggi,"ujar Gubernur, Murad Ismail, dalam sambutannya, dibacakan penjabat seketaris daerah Maluku, Kasrul Selang pada Hari HIV AIDS, yang berlangsung di lapangan merdeka, Ambon, Sabtu (30/11/2019).
Untuk itu, dikatakan, dalam momentum peringatan hari HIV AIDS sedunia tahun ini, saatnya untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut, satu, komitmem untuk mengakhiri epidemi HIV-AIDS Pada tahun 2030 di Maluku, diperlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, pemerintah, komunitas pemerhati HIV-AIDS, dan segenap komponen, masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, organisasi wanita, akademisi sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
Dua, masih tingginya stigma dan dikriminasi terhadap ODHA, sehingga diperlukan mobilisasi penyebaran informasi yang benar tentang HIV AIDS.
Tiga, siatim komunitas dan organisasi populasi kunci perlu berperan aktif dalam penjangkauan dan pendampingan populasi kunci secar optimal.
Empat, akses layanan kesehatan masih perlu diperkuat dan diperluas jangkauan layanannya dari pusat layanan yang tersedia.
Lima, pelaksanaan program penanggulangan HIV AIDS di kabupaten/kota diperkuat dengan pembentukan kelembagaan/ tim penanggulangan HIV AIDS ditingkat kabupaten/kota.
Untuk itu, dirinya mengajak seluruh lapisan masyarakat Maluku meraih sukses mencapai "Triple Eliminasi" HIV AIDS pada tahun 2030, yaitu tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kemarian karena AIDS, tidak ada lagi stigma dan dikriminasi terhadap Orang Dengan HIV AISS (ODHA).
"Cita-cita untuk mencapai 3 Zero pada tabu 2030 tidak sapat tercapai tanpa dukungan lintas program dan lintas instansi serta masyarakat,"pungkasnya
Olehnya itu, dirinya mengajak seluruh elemen masyarakat Maluku, menetapkan niat dan tekad kita untuk bekerja bersama menyelematkan masyarakat Maluku, generasi muda, ibu rumah tangga, dan anak-anak dari ancaman epidemi HIV AIDS.
"Berdasarka data Kementerian Kesehatan Triwulan IV tahun 2017, maluku berada di urutan ke-10, dengan kasus AIDS tertinggi,"ujar Gubernur, Murad Ismail, dalam sambutannya, dibacakan penjabat seketaris daerah Maluku, Kasrul Selang pada Hari HIV AIDS, yang berlangsung di lapangan merdeka, Ambon, Sabtu (30/11/2019).
Untuk itu, dikatakan, dalam momentum peringatan hari HIV AIDS sedunia tahun ini, saatnya untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut, satu, komitmem untuk mengakhiri epidemi HIV-AIDS Pada tahun 2030 di Maluku, diperlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, pemerintah, komunitas pemerhati HIV-AIDS, dan segenap komponen, masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, organisasi wanita, akademisi sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
Dua, masih tingginya stigma dan dikriminasi terhadap ODHA, sehingga diperlukan mobilisasi penyebaran informasi yang benar tentang HIV AIDS.
Tiga, siatim komunitas dan organisasi populasi kunci perlu berperan aktif dalam penjangkauan dan pendampingan populasi kunci secar optimal.
Empat, akses layanan kesehatan masih perlu diperkuat dan diperluas jangkauan layanannya dari pusat layanan yang tersedia.
Lima, pelaksanaan program penanggulangan HIV AIDS di kabupaten/kota diperkuat dengan pembentukan kelembagaan/ tim penanggulangan HIV AIDS ditingkat kabupaten/kota.
Untuk itu, dirinya mengajak seluruh lapisan masyarakat Maluku meraih sukses mencapai "Triple Eliminasi" HIV AIDS pada tahun 2030, yaitu tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kemarian karena AIDS, tidak ada lagi stigma dan dikriminasi terhadap Orang Dengan HIV AISS (ODHA).
"Cita-cita untuk mencapai 3 Zero pada tabu 2030 tidak sapat tercapai tanpa dukungan lintas program dan lintas instansi serta masyarakat,"pungkasnya
Olehnya itu, dirinya mengajak seluruh elemen masyarakat Maluku, menetapkan niat dan tekad kita untuk bekerja bersama menyelematkan masyarakat Maluku, generasi muda, ibu rumah tangga, dan anak-anak dari ancaman epidemi HIV AIDS.