Kesetiaan SBY yang tak bisa dijabarkan dengan kata sejak memperisteri Ibu Ani |
Jakarta, Info Breaking News - 1Juni 2019 masyarakat Indonesia berduka karena kepergian mantan ibu negara, Ani Yudhoyono setelah menjalani perawatan selama hampir 4 bulan di Singapura. Ani menghembuskan nafa terakhir pada pukul 11.50 waktu Singapura karena mengidap penyakit blood cancer atau kanker darah. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap leukemia ibunya mulai terungkap ketika tes darah di RSPAD Gatot Soebroto menunjukkan tanda-tanda mencurigakan penurunan trombosit, leukosit, dan hemoglobin. Ani Yudhoyono lalu melakukan pemeriksaan lanjutan di Singapura. Lalu, apa sebenarnya penyakit kanker darah tersebut?
Kanker darah atau familiar disebut leukimia adalah kanker yang menyerang sel-sel darah putih. Sel darah putih merupakan sel darah yang berfungsi melindungi tubuh terhadap benda asing atau penyakit. Sel darah putih ini dihasilkan oleh sumsum tulang belakang. Pada kondisi normal, sel-sel darah putih akan berkembang secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang muncul. Namun lain halnya dengan pengidap kanker darah. Sumsum tulang akan memproduksi sel-sel darah putih yang abnormal, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan secara berlebihan. Jumlahnya yang berlebihan akan mengakibatkan penumpukan dalam sumsum tulang sehingga sel-sel darah yang sehat akan berkurang. Selain menumpuk, sel abnormal tersebut juga dapat menyebar ke organ lain, seperti hati, limfa, paru-paru, ginjal, bahkan hingga ke otak dan tulang belakang.
Penyebab Leukimia secara umum sebenarnya belum diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab Leukimia, mulai dari kelainan kromosom, paparan polusi, paparan radiasi, merokok, obesitas, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, penyebab Leukimia bisa berasal dari faktor eksternal dan internal tubuh. Faktor penyebab Leukimia secara eksternal adalah termasuk paparan radiasi, polusi, zat kimia tertentu yang berbahaya.
Gejala kanker darah sangat beragam. Tiap penderita biasanya mengalami indikasi yang berbeda-beda, tergantung kepada jenis kanker darah yang diidap. Indikasi-indikasi kanker ini juga cenderung sulit dikenali karena cenderung mirip dengan kondisi lain, seperti flu. Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-gejala umum yang tidak kian membaik atau mereda, seperti lemas atau kelelahan yang berkelanjutan; demam; menggigil; sakit kepala; muntah-muntah; keringat berlebihan, terutama pada malam hari; nyeri pada tulang atau sendi, penurunan berat badan; pembengkakan pada limfa noda, hati, atau limpa; muncul infeksi yang parah atau sering terjadi; mudah mengalami pendarahan (misalnya sering mimisan) atau memar; dan muncul bintik-bintik merah pada pada kulit.
Terdapat beberapa metode pengobatan untuk menangani kanker darah, antara lain:
· * Kemoterapi merupakan pilihan terapi paling umum untuk kasus leukimia. Pengobatan kemoterapi menggunakan bahan-bahan kimia untuk membunuh sel-sel kanker darah.
· *Radioterapi. Teknik pengobatan ini menggunakan sinar X untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Radioterapi dapat dilakukan hanya pada area tertentu yang terserang kanker, ataupun pada seluruh tubuh, bergantung dari kondisi Anda. Radioterapi juga dapat dilakukan untuk persiapan melakukan transplantasi sel induk.
· *Transplantasi sel induk atau stem cell untuk mengganti sumsum tulang yang sudah rusak dengan yang sehat. Sel-sel induk yang digunakan bisa berasal dari tubuh Anda sendiri atau tubuh orang lain sebagai pendonor. Kemoterapi atau radioterapi biasanya akan dilakukan sebagai langkah persiapan sebelum menjalani prosedur transplantasi ini.
· *Terapi terfokus untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
· *Terapi biologis untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel kanker.
l leukemia limfatik kronis, namun tidak mengalami gejala yang menunjukkan penyakit tersebut.
Sebelumnya, Ani Yudhoyono direncanakan akan menerima donor transplantasi sumsum tulang belakang dari adik kandungnya, Pramono Edhie Wibowo. Namun rencana tersebut belum terwujud hingga Ani Yudhoyono menghembuskan nafas terakhir. Dokter kepresidenan, Terawan Agus Putranto mengungkapkan bahwa rencana tersebut belum sempat terealisasi karena kendala perjalanan penyakit Ani Yudhoyono yang ternyata tak memungkinkan untuk menerima pendonoran.
"Kalau perencanaannya sesuai artinya sesuai dengan schedule, jadwal yang baik ya tentunya itu bisa diberikan donornya. Namun, perjalanan penyakit yang tidak memungkinkan untuk dilangsungkan pendonoran," pungkas dr. Terawan.
Selamat jalan, Ibu Ani Yudhoyono! Jasamu sangat besar untuk negeri ini. *** Vincent.