KRAKSAAN – Jelang berakhirnya bulan suci Ramadhan 1440 Hijriyah, Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE didampingi suaminya yang juga anggota Komisi VIII DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si dan Forkopimda Kabupaten Probolinggo melakukan buka puasa bersama dan silaturahim lintas agama dan etnis se-Kabupaten Probolinggo, Minggu (2/6/2019) di halaman depan Kantor Bupati Probolinggo.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo H. Soeparwiyono didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Probolinggo Hj. Sudjilawati Soeparwiyono, Ketua FKUB Kabupaten Probolinggo KH. Idrus Ali, Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan Camat di lingkungan Pemkab Probolinggo.
Buka puasa bersama dan silaturahim lintas agama dan etnis ini diikuti oleh sekitar 1.800 orang terdiri dari semua elemen masyarakat dari berbagai agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu) dan lintas etnis, guru ngaji, RT/RW, organisasi kepemudaan (GP Ansor, Banser, Karang Taruna, IPNU dan IPPNU) Kabupaten Probolinggo serta masyarakat di Kota Kraksaan.
Dalam sambutannya H. Hasan Aminuddin mengatakan bahwa kegiatan buka puasa bersama dan silaturrahim dengan lintas agama dan etnis di Kabupaten Probolinggo ini dilakukan karena terinspirasi oleh kiriman sebuah video temannya seorang Cina di Jakarta. Dimana temannya itu ahli bersedekah dan sering menghimpun dana dari semua pihak serta mengajak semua elemen bangsa melakukan kegiatan serupa.
"Dari kiriman video itu saya mencoba untuk melakukan kegiatan semacam ini dengan melibatkan semua pihak yang ada di Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini merupakan sinergi dari semua pihak yang ada di Kabupaten Probolinggo," katanya.
Menurut Hasan, dalam kegiatan ini pihaknya sengaja mengundang para anak muda karena ingin memberikan pembelajaran langsung berupa dakwah tentang pengalaman toleransi. Kata toleransi itu bukan ideologis tetapi sosiologis. Implementasinya bagaimana bisa berbaur dengan masyarakat di luar Islam tanpa harus mengikuti apa yang dilakukannya.
"Indahnya Islam apabila diamalkan dengan baik tanpa mengkafirkan orang di luar Islam. Indonesia itu bukan hanya dihuni orang Islam saja, tetapi juga agama lain serta etnis lain. Marilah keberagaman ini dilakukan istiqomah sampai kiamat agar Indonesia tetap seperti hari ini dan tidak ada budaya lain masuk yang akan menghancurkan Indonesia. Dengan demikian kehidupannya aman dan tidak ada konflik. Bagaimana masyarakat Kabupaten Probolinggo tetap menjaga kedamaian, berbeda boleh tetapi tetap bersaudara sesama bangsa Indonesia," tegasnya.
Hasan menjelaskan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Probolinggo tentunya belum mampu membuat tersenyum rakyat Kabupaten Probolinggo. Keterbatasan pelayan yang melayani masyarakat pasti tidak akan ada rasa puasnya.
"Oleh karena itu saya meminta agar setiap tahun penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat harus lebih baik. Tahun ini wajib lebih baik dari tahun sebelumnya sehingga pelaksanaan pembangunan mampu dirasakan oleh anak cucu kita. Bagaimana perbuatan dan amal kita baik yang nyata maupun non fisik terutama akhlak mampu dicontoh cucu kita," ungkapnya.
Demi keberlangsungan Kota Kraksaan ini Hasan berpesan kepada orang tua untuk menjaga anak-anaknya bagaimana mempertahankan etika Kabupaten Probolinggo. Walaupun ada orang luar masuk di Kabupaten Probolinggo dan akan merusak nilai-nilai akhlak di Kabupaten Probolinggo, anak-anak tidak terpengaruh budaya dari luar yang akan menghancurka keilmuan anak-anak generasi muda Kabupaten Probolinggo.
"Ilmu tanpa akhlak bagaikan kendaraan tanpa rem sehingga etika ini penting untuk dinomorsatukan. Insya Allah anak-anak kita akan menjadi pelaku dan bukan penonton di kampung kita sendiri," pungkasnya.
Terpisah Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE mengungkapkan selain untuk memuliakan bulan suci Ramadhan, kegiatan ini dilakukan karena di tengah-tengah bulan suci Ramadhan kondisi bangsa sempat terpecah belah karena sesuatu hal seolah-olah bangsa Indonesia tidak rukun.
"Dari keprihatinan itu saya mempunyai ide mengajak lintas agama, suku dan etnis untuk berkumpul bersama di bulan suci Ramadhan dalam konsep buka bersama dan sehingga terciptalah ide buka bersama," ujarnya.
Bupati Tantri mengharapkan agar kegiatan ini menjadi syiar untuk rakyat Kabupaten Probolinggo. "Semoga kegiatan ini mampu tersyiarkan bagi masyarakat di luar Kabupaten Probolinggo sehingga yang sempat terpecah belah dan retak bisa merekatkan kembali pada momentum Ramadhan dan sebentar lagi Idul Fitri sehingga bisa mempererat dan mempersatukan kita bersama," harapnya. (Syamsu/kab)