AMBON - BERITA MALUKU. Gubernur Maluku, Murad Ismail melakukan safari Ramadhan sekaligus buka puasa bersama masyarakat Negeri Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku, Sabtu (25/5) kemarin.
Dalam kesempatan itu, ada beberapa pesan Gubernur kepada masyarakat, diantaranya menjadi momentum bulan suci Ramdhan sebagai wahana membangun soludaritas dan kebersamaan sehingga menciptakan kehidupan yang penuh cinta kasih, perdamaian dan salin mengasihi baik antara sesama umat beragama maupun antar negeri bertetangga di Jazirah Leihitu.
Menurutnya, bulan suci ramadhan terbagi dalam tiga fase. Fase pertama dianjurkan untuk bersedekah dan membantu sesama. Fase kedua merupakan fase ampunan dari Allah SWT atau magfirah, merupakan fase untuk perbanyak dzikir dan berdoa kepada Allah bukan kepada yang lain. Fase ketiga, pembebasan dari api neraka.
"Doa kita yang kita panjatkan di fase ketiga tidak terlepas dari fase pertama dan kedua," tuturnya.
Olehnya itu, dirinya berharap, ibadah puasa di bulan puasa ini dapat dilaksanakan dengan kekhusuan, sehingga menjadi pribadi yang berkualitas dan menjadi sumber keberkahan untuk sesama manusia.
"Melalui buka puasa ini dirinya mengajak seluruh komponen untuk berlomba-lomba wujudkan visi pemerintahan 2019-2024 yaitu Maluku yang terkelola secara jujur, bersih dan terlayani, terjamin dalam kesejahteraan dan berdaulat atas gugusan kepulauan," tandasnya.
Diakhir sambutannya, mantan Dankor Brimob Polri ini menghimbau, agar masyarakat di Jazirah Leihitu maupun seluruh masyarakat di Maluku jangan terpancing dengan isu-isu menyesatkan di Media Sosial yang cenderung memprovokasi hubungan antar agama dan politik, tetap menjaga persatuan dan kesatuan orang basudara dalam bingkai NKRI, Pancasila, UUD 1945 yang termasuk dalam pilar kebangsaan.
Dalam kesempatan itu, ada beberapa pesan Gubernur kepada masyarakat, diantaranya menjadi momentum bulan suci Ramdhan sebagai wahana membangun soludaritas dan kebersamaan sehingga menciptakan kehidupan yang penuh cinta kasih, perdamaian dan salin mengasihi baik antara sesama umat beragama maupun antar negeri bertetangga di Jazirah Leihitu.
Menurutnya, bulan suci ramadhan terbagi dalam tiga fase. Fase pertama dianjurkan untuk bersedekah dan membantu sesama. Fase kedua merupakan fase ampunan dari Allah SWT atau magfirah, merupakan fase untuk perbanyak dzikir dan berdoa kepada Allah bukan kepada yang lain. Fase ketiga, pembebasan dari api neraka.
"Doa kita yang kita panjatkan di fase ketiga tidak terlepas dari fase pertama dan kedua," tuturnya.
Olehnya itu, dirinya berharap, ibadah puasa di bulan puasa ini dapat dilaksanakan dengan kekhusuan, sehingga menjadi pribadi yang berkualitas dan menjadi sumber keberkahan untuk sesama manusia.
"Melalui buka puasa ini dirinya mengajak seluruh komponen untuk berlomba-lomba wujudkan visi pemerintahan 2019-2024 yaitu Maluku yang terkelola secara jujur, bersih dan terlayani, terjamin dalam kesejahteraan dan berdaulat atas gugusan kepulauan," tandasnya.
Diakhir sambutannya, mantan Dankor Brimob Polri ini menghimbau, agar masyarakat di Jazirah Leihitu maupun seluruh masyarakat di Maluku jangan terpancing dengan isu-isu menyesatkan di Media Sosial yang cenderung memprovokasi hubungan antar agama dan politik, tetap menjaga persatuan dan kesatuan orang basudara dalam bingkai NKRI, Pancasila, UUD 1945 yang termasuk dalam pilar kebangsaan.