BERITA MALUKU – NAMROLE. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) hingga kini masih dijabat oleh Sabaha Patta. Padahal Patta sendiri bukan berprofesi sebagai seorang dokter, namun ia dipertahankan menjabat kedudukan teratas di lembaga ini, sebab diduga untuk mengamankan proyek pembangunan rumah sakit yang sedang dalam taraf pembangunan saat ini.
Ahmad Loilatu, salah satu tokoh pemuda Bursel yang juga pemerhati masalah sosial di darah itu menduga, Sabaha Patta masih bercokol sebagai pemimpin lantaran mem-back up kepentingan pembangunan proyek tersebut.
"Saya menduga, direktur rumah sakit Namrole masih dipertahankan sebab proyek pembangunan rumah sakit yang sedang dikerjakan dari tahun kemarin sampai sekarang," ujar Loilatu kepada wartawan, Jumat (11/1/2019).
Menurutnya, jabatan direktur rumah sakit itu harusnya seorang dokter untuk memimpin para dokter di rumah sakit.
"Kita lihat saja, tahun kemarin ada beberapa dokter ahli dari pemerintah pusat kepada Pemerintah Buru Selatan, beberapa orang tidak mau lagi perpanjang kontraknya, satu alasan karena direkturnya bukan seorang dokter," jelasnya.
Loilatu mencontohkan, dua rumah sakit seperti RSUD di Kota Ambon dan RSUD Tulehu di Kabupaten Maluku Tengah itu, dipimpin oleh seorang dokter, bukan Aparat Sipil Negara (ASN) yang bukan dokter.
"Saya sangat prihatin RSUD Namrole dipimpin oleh yang bukan dokter. Ini menjadi pertanyaan, apakah karena pengamanan proyek yang sedang dikerjakan?," tanya dia.
Loilatu berharap bupati Bursel adpat menyikapi hal ini untuk para pejabat Esolon III dan IV, sehingga diharapkan jabatan Direktur RSUD Namrole adalah seorang yang benar-benar dokter.
"Informasi, akan pelantikan pejabat esolon dua dan tiga dalam minggu-minggu ini. Saya berharap jadi pertimbangan bupati agar jabatan direktur rumah sakit adalah seorang dokter," harapnya.
Loilatu kuatir sejumlah dokter ahli yang ada saat ini tak lagi mau perpanjang kontrak mereka. (AZMI)
Ahmad Loilatu, salah satu tokoh pemuda Bursel yang juga pemerhati masalah sosial di darah itu menduga, Sabaha Patta masih bercokol sebagai pemimpin lantaran mem-back up kepentingan pembangunan proyek tersebut.
"Saya menduga, direktur rumah sakit Namrole masih dipertahankan sebab proyek pembangunan rumah sakit yang sedang dikerjakan dari tahun kemarin sampai sekarang," ujar Loilatu kepada wartawan, Jumat (11/1/2019).
Menurutnya, jabatan direktur rumah sakit itu harusnya seorang dokter untuk memimpin para dokter di rumah sakit.
"Kita lihat saja, tahun kemarin ada beberapa dokter ahli dari pemerintah pusat kepada Pemerintah Buru Selatan, beberapa orang tidak mau lagi perpanjang kontraknya, satu alasan karena direkturnya bukan seorang dokter," jelasnya.
Loilatu mencontohkan, dua rumah sakit seperti RSUD di Kota Ambon dan RSUD Tulehu di Kabupaten Maluku Tengah itu, dipimpin oleh seorang dokter, bukan Aparat Sipil Negara (ASN) yang bukan dokter.
"Saya sangat prihatin RSUD Namrole dipimpin oleh yang bukan dokter. Ini menjadi pertanyaan, apakah karena pengamanan proyek yang sedang dikerjakan?," tanya dia.
Loilatu berharap bupati Bursel adpat menyikapi hal ini untuk para pejabat Esolon III dan IV, sehingga diharapkan jabatan Direktur RSUD Namrole adalah seorang yang benar-benar dokter.
"Informasi, akan pelantikan pejabat esolon dua dan tiga dalam minggu-minggu ini. Saya berharap jadi pertimbangan bupati agar jabatan direktur rumah sakit adalah seorang dokter," harapnya.
Loilatu kuatir sejumlah dokter ahli yang ada saat ini tak lagi mau perpanjang kontrak mereka. (AZMI)