BERITA MALUKU - AMBON. Tiga tahun sudah, Provinsi Maluku bersama Jawa Timur membangun hubungan kerjasama dalam bidang perdagangan.
Dari evaluasi yang dilakukan dalam rapat APSI, ternyata dari neraca perdagangan kerjasama antara Jawa Timur dengan Maluku masih mines, hal ini disebabkan karena nilai transaksi kebutuhan pokok yang dibeli dari Jawa Timur jauh lebih besar dari hasil dari Maluku yang dijual ke Jawa Timur
"MoU kita dengan Jatim sudah berakhir, dan sampai saat ini belum diperpanjang, karena nilai transaksi kebutuhan pokok yang kita beli dari jatim jauh lebih besar dari pada hasil bumi kita yang dijual ke Jatim," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano, Selasa (18/12/2018).
Menurutnya, kalau dipresentasikan kebutuhan pokok Maluku yan g dikirim ke Jatim 85 persen, dan hal tersebut jauh lebih tinggi dari kebutuhan dari Jatim yang dikirim ke Maluku.
"Untuk itu sampai saat ini kita belum perpanjang kerjasama dimaksud," ucapnya.
Saat ini kata Elvis, hanya Provinsi Sulawesi Selatan yang masih menjalani kerjasama perdagangan dengan Bulog.
Ditanya mengenai promosi dan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM), dirinya sudah membicarakan hal tersebut dengan Wakil Gubernur Zeth Sahuburua, agar bagaimana bisa bekerjasama dengan perbankan.
Untuk itu, dirinya akan koordinasikan hal ini dengan Badan Musyawarah Perbankan Daerah, agar bisa membantu pemerintah daerah untuk mempromosikan produk UKM di Maluku.
"Sebenarnya saya sudah membangun komunikasi dengan beberapa pimpinan perbankan, cuma karena kesibukan, dan mengikuti diklat PIM II, sehingga banyak hal yang tidak sempat dilaksanakan. Nanti masuk 2019 kita coba komunikasikan hal ini," tuturnya.
Dirinya mencontoh kedatangan Gubernur Sulsel dengan jajarannya beberapa waktu lalu dibayai oleh perbankan bukan dari APBD Sulsel. Dan hal ini perlu terus dilakukan, untuk membantu pemda Maluku dalam mempromosikan UKM.
"Jadi 2019 kita akan komunikasi hal ini lagi dengan perbankan untuk membantu mempromosikan UKM kita," pungkasnya.
Dari evaluasi yang dilakukan dalam rapat APSI, ternyata dari neraca perdagangan kerjasama antara Jawa Timur dengan Maluku masih mines, hal ini disebabkan karena nilai transaksi kebutuhan pokok yang dibeli dari Jawa Timur jauh lebih besar dari hasil dari Maluku yang dijual ke Jawa Timur
"MoU kita dengan Jatim sudah berakhir, dan sampai saat ini belum diperpanjang, karena nilai transaksi kebutuhan pokok yang kita beli dari jatim jauh lebih besar dari pada hasil bumi kita yang dijual ke Jatim," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano, Selasa (18/12/2018).
Menurutnya, kalau dipresentasikan kebutuhan pokok Maluku yan g dikirim ke Jatim 85 persen, dan hal tersebut jauh lebih tinggi dari kebutuhan dari Jatim yang dikirim ke Maluku.
"Untuk itu sampai saat ini kita belum perpanjang kerjasama dimaksud," ucapnya.
Saat ini kata Elvis, hanya Provinsi Sulawesi Selatan yang masih menjalani kerjasama perdagangan dengan Bulog.
Ditanya mengenai promosi dan pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM), dirinya sudah membicarakan hal tersebut dengan Wakil Gubernur Zeth Sahuburua, agar bagaimana bisa bekerjasama dengan perbankan.
Untuk itu, dirinya akan koordinasikan hal ini dengan Badan Musyawarah Perbankan Daerah, agar bisa membantu pemerintah daerah untuk mempromosikan produk UKM di Maluku.
"Sebenarnya saya sudah membangun komunikasi dengan beberapa pimpinan perbankan, cuma karena kesibukan, dan mengikuti diklat PIM II, sehingga banyak hal yang tidak sempat dilaksanakan. Nanti masuk 2019 kita coba komunikasikan hal ini," tuturnya.
Dirinya mencontoh kedatangan Gubernur Sulsel dengan jajarannya beberapa waktu lalu dibayai oleh perbankan bukan dari APBD Sulsel. Dan hal ini perlu terus dilakukan, untuk membantu pemda Maluku dalam mempromosikan UKM.
"Jadi 2019 kita akan komunikasi hal ini lagi dengan perbankan untuk membantu mempromosikan UKM kita," pungkasnya.