Wapres Nilai Maulana Syeh Layak Jadi Pahlawan Nasional


MATARAM,Sasambonews.com,- Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyampaikan bahwa  pahlawan bukan hanya berjuang secara fisik. Akan tetapi, gelar pahlawan nasional diberikan kepada  mereka  yang telah melakukan tindakan yang heroik, perbuatan nyata yang dapat dikenang dan dilihat sepanjang masa. Termasuk tidak pernah melakukan tindakan tercela, mampu berjuang menggerakkan masyarakat, berdampak nasional dan menunjukkan konsistensi dan hal-hal prestise lainnya.

Karenanya, Perjuangan  TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau lebih dikenal Maulana Syaikh, sangatlah layak dihargai sebagai Pahlawan Nasional, tegas Wakil Presiden RI yang lebih akrab disapa JK saat membuka Seminar Nasional dengan tema "Dari Nahdatul Wathan untuk Indonesia: Jejak Perjuangan Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid di Gedung Dewi Sartika, Universitas Negeri Jakarta, Rabu 5 April 2017. 

Pada Seminar yang menghadirkan para ahli sejarah terkemuka sebagai narasumber dan dihadiri puluhan tokoh-tokoh nasional tersebut, diantaranya Gubernur NTB, Dr.TGH M. Zainul Majdi, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, DPD RI, Faroukh Muhammad, Suhaimi Ismi, Rektor UNJ, Keluarga dari TGKH Muhammad Zainuddin  Abdul Madjid dan para peserta dari civitas akademika berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan NTB. Wapres menegaskan "Hadirnya kita di sini menggambarkan apa yang telah dicapai Maulana Syaikh sepanjang hidupnya. Menggambarkan apa yang dicapai tidak jauh beda dengan apa yang diberikan pahlawan nasional sebelumnya," terang JK. 

"Jadi wajarlah apabila kita semua berdo'a, mengusahakan beliau  menjadi pahlawan Nasional," ungkap putra terbaik bangsa kelahiran Sulawesi Selatan itu. 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam waktu 60 tahun ini tercatat sebanyak 169 tokoh diberikan gelar Pahlawan Nasional  pada Peringatan Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November. Provinsi Bali sudah memiliki 5 Pahlawan Nasional, Sedangkan NTT baru memiliki 1 orang pahlawan nasional, dan NTB masih sebatas baru diusulkan, ujarnya. "Perjuangan pejuang NTB tidak kurang heroik dari daerah lain, ini hanya masalah administrasi," terangnya.

"Banyak pejuang muslim menjadi Pahlawan Nasional, Saya yakin apa yang dilakukan Maulana Syaikh tidak kurang dari apa yang dilakukan ulama lain. Semoga tim penilai mempunyai penilaian baik sehingga apa yang diniatkan dapat terlaksana.  Saya secara pribadi akan memberikan dukungan," pungkasnya.

Gubernur NTB, Dr. TGH M Zainul Majdi pada kesempatan yang sama menjelaskan setiap perjuangan Maulana Syaikh mencerminkan keyakinan beliau akan kesatuan antara  kesatuan nilai keislaman dan nilai kebangsaan untuk kita di Indonesia. "Nama Nahdatul Wathan dipilih karena memiliki makna berjuang untuk bangsa artinya berjuang untuk agama. Sedangkan berjuang untuk agama pasti akan memberikan kebaikan untuk bangsa. Melalui penamaan tersebut, Islam dan kebangsaan dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan," jelas Gubernur yang juga cucu dari TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. 

Ia juga menambahkan bahwa keharmonisan di daerah eks Sunda Kecil yakni Provinsi Bali , NTB dan NTT yang berbeda mayoritas agama karena akrab dengan nilai-nilai kebangsaan. Maulana Syaikh adalah salah satu tokoh utama yang berkontribusi kokohnya nilai kebangsaan di NTB. "Atas nama pemerintah dan segenap masyarakat Provinsi NTB berharap kiranya ikhtiar ini berujung pada  pengakuan pemerintah yang memang sudah sepantasnya menjadikan beliau sebagai pahlawan nasional," papar tokoh muda NTB ini.

Pelaksanaan Seminar nasional yang dimotori oleh UNJ dan Organisasi Islam Nahdatul Wathan (NW)  ini diharapkan menjadi sinyal semakin dekat terwujudnya ikhtiar perjuangan inisiatif pemerintah dan Masyarakat NTB, menjadikan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pendiri Organisasi Kemasyarakatan Islam Nahdatul Wathan (NW)  sebagai pahlawan nasional, benar-benar menjadi kenyataan. Dukungan pemerintah pusat ditunjukkan dengan hadirnya Wakil Presiden Republik Indonesia, Jussuf kalla membuka  seminar tersebut.Ipr

Subscribe to receive free email updates: