BERITA MALUKU. Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku menyatakan neraca perdagangan luar negeri provinsi ini pada Februari 2017 mengalami defisit 25,40 juta dolar AS.
Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk, di Ambon, Rabu (5/4/2017) mengatakan, defisit itu disebabkan nilai ekspor tidak seimbang dengan impor yang dilakukan selama Februari 2017.
"Maluku pada Februari 2017 melakukan ekspor senilai 0,11 juta dolar AS, sedangkan impor mencapai 25,51 juta dolar AS," ujarnya.
Hal ini dapat diartikan, bahwa Provinsi Maluku mengalami defisit dalam kegiatan perdagangan luar negeri sekitar 25,40 juta dolar AS.
Dumangar mengatakan, sejak Februari 2016 Maluku selalu mengalami defisit perdagangan.
"Pada sisi lain ekspor Maluku pada sektor Migas belum mampu mengimbangi besarnya impor Migas dari luar negeri," katanya.
Tercatat ekspor Migas Maluku selama Januari - Desember 2016 baru mencapai 47,89 juta dolar, dan pada periode Januari-Februari 2017 tidak melakukan ekspor migas.
Sedangkan impor migas dari luar negeri sudah mencapai 191,53 juta dolar pada tahun 2016 dan ditambah pada Januari-Februari 2017 mencapai 50,19 juta dolar.
Dumangar menambahkan, kalau dilihat dari realisasi ekspor Maluku selama Februari yang mencapai nilai 0,11 juta dolar itu juga terjadi menurunan sebesar 58,91 persen jika dibanding dengan kegiatan ekspor pada Januari 2017 senilai 0,27 juta dolar.
Sedangkan impor Provinsi Maluku selama Februari 2017 mencapai 25,51 juta dolar terjadi kenaikan sebesar 3,38 persen bila dibandingkan dengan nilai impor Januari 2017 yang mencapai 24,68 juta dolar.
"Jika dibandingkan dengan nilai impor Februari 2016 yang mencapai 8,75 juta dolar, nilai impor Februarti 2017 naik sekitar 191,44 persen.
Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk, di Ambon, Rabu (5/4/2017) mengatakan, defisit itu disebabkan nilai ekspor tidak seimbang dengan impor yang dilakukan selama Februari 2017.
"Maluku pada Februari 2017 melakukan ekspor senilai 0,11 juta dolar AS, sedangkan impor mencapai 25,51 juta dolar AS," ujarnya.
Hal ini dapat diartikan, bahwa Provinsi Maluku mengalami defisit dalam kegiatan perdagangan luar negeri sekitar 25,40 juta dolar AS.
Dumangar mengatakan, sejak Februari 2016 Maluku selalu mengalami defisit perdagangan.
"Pada sisi lain ekspor Maluku pada sektor Migas belum mampu mengimbangi besarnya impor Migas dari luar negeri," katanya.
Tercatat ekspor Migas Maluku selama Januari - Desember 2016 baru mencapai 47,89 juta dolar, dan pada periode Januari-Februari 2017 tidak melakukan ekspor migas.
Sedangkan impor migas dari luar negeri sudah mencapai 191,53 juta dolar pada tahun 2016 dan ditambah pada Januari-Februari 2017 mencapai 50,19 juta dolar.
Dumangar menambahkan, kalau dilihat dari realisasi ekspor Maluku selama Februari yang mencapai nilai 0,11 juta dolar itu juga terjadi menurunan sebesar 58,91 persen jika dibanding dengan kegiatan ekspor pada Januari 2017 senilai 0,27 juta dolar.
Sedangkan impor Provinsi Maluku selama Februari 2017 mencapai 25,51 juta dolar terjadi kenaikan sebesar 3,38 persen bila dibandingkan dengan nilai impor Januari 2017 yang mencapai 24,68 juta dolar.
"Jika dibandingkan dengan nilai impor Februari 2016 yang mencapai 8,75 juta dolar, nilai impor Februarti 2017 naik sekitar 191,44 persen.