BERITA MALUKU. Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Ternate, Maluku Utara, Sabtu (1/4/2017) menenggelamkan dua kapal ikan asal Filipina yang diamankan saat mencuri ikan di perairan Malut pada 2016.
Penenggelaman kapal FB Rashel 105 GT dan FB Yareyo GT 88 tersebut dilakukan di perairan selat Gamelamo perairan Tahua, kota Tidore Kepulauan (Tikep) pada kedalaman 70 meter dengan cara diledakkan menggunakan bahan peledak berdaya ledak tinggi.
Peledakan yang dilakukan oleh anggota enam pasukan Katak Komando Armada Timur yang didatangkan secara khusus untuk merakit bom dengan menggunakan TNT 150 Kg diletakan pada beberapa bodi kapal kemudian ditenggelamkan.
Danlanal Ternate, Kolonel Laut (P) Rizaldi usai penenggelaman kedua kapal tersebut menyatakan, kegiatan itu merupakan rangkaian secara nasional di berbagai wilayah di Indonesia yang dikomando langsung Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Ambon, Maluku.
"Ada empat kapal ikan asal Filipina pelaku ilegal fishing yang telah memiliki kekuatan hukum tetap untuk dimusnahkan. Namun, kapal FB Rashel DH 101 GT 20 akan yang terbuat dari kayu akan dibakar di daratan untuk menghindari terjadinya pencemaran laut dan Pamboat FBCA Nano Aqua akan dilakukan dalam waktu dekat," katanya.
Menurut Danlanal, kapal FB Rashel DP 101 GT 20 rencananya akan ditenggelamkan di perairan depan Taman Nukila dengan kedalaman 60 meter untuk dijadikan kawasan taman laut dan rumpon ikan serta menjadi tempat favorit bagi spot diving.
Sedangkan, untuk kapal FBCA Nano Aqua yang merupakan jenis pamboat terbuat dari kayu akan dipotong-potong, selanjutnya dibakar di darat agar tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan laut sekitarnya.
Empat kapal nelayan asing ini ditangkap kapal Komando Armanda RI Kawasan Timur TNI AL KRI Karel Satsiut Tubun (356) di kawasan perairan timur Indonesia Maluku Utara karena melakukan penangkapan ikan tanpa dokumen lengkap.
Penenggelaman kapal FB Rashel 105 GT dan FB Yareyo GT 88 tersebut dilakukan di perairan selat Gamelamo perairan Tahua, kota Tidore Kepulauan (Tikep) pada kedalaman 70 meter dengan cara diledakkan menggunakan bahan peledak berdaya ledak tinggi.
Peledakan yang dilakukan oleh anggota enam pasukan Katak Komando Armada Timur yang didatangkan secara khusus untuk merakit bom dengan menggunakan TNT 150 Kg diletakan pada beberapa bodi kapal kemudian ditenggelamkan.
Danlanal Ternate, Kolonel Laut (P) Rizaldi usai penenggelaman kedua kapal tersebut menyatakan, kegiatan itu merupakan rangkaian secara nasional di berbagai wilayah di Indonesia yang dikomando langsung Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Ambon, Maluku.
"Ada empat kapal ikan asal Filipina pelaku ilegal fishing yang telah memiliki kekuatan hukum tetap untuk dimusnahkan. Namun, kapal FB Rashel DH 101 GT 20 akan yang terbuat dari kayu akan dibakar di daratan untuk menghindari terjadinya pencemaran laut dan Pamboat FBCA Nano Aqua akan dilakukan dalam waktu dekat," katanya.
Menurut Danlanal, kapal FB Rashel DP 101 GT 20 rencananya akan ditenggelamkan di perairan depan Taman Nukila dengan kedalaman 60 meter untuk dijadikan kawasan taman laut dan rumpon ikan serta menjadi tempat favorit bagi spot diving.
Sedangkan, untuk kapal FBCA Nano Aqua yang merupakan jenis pamboat terbuat dari kayu akan dipotong-potong, selanjutnya dibakar di darat agar tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan laut sekitarnya.
Empat kapal nelayan asing ini ditangkap kapal Komando Armanda RI Kawasan Timur TNI AL KRI Karel Satsiut Tubun (356) di kawasan perairan timur Indonesia Maluku Utara karena melakukan penangkapan ikan tanpa dokumen lengkap.