Foto profil Fb (Darian Gei Muyapa/KM) |
Oleh Darian Gei Muyapa
Cerpen, Kabarmapegaa.com--Orang lain boleh menjawab apa saja jika pertanyaan ini datang pada mereka. Entah itu takut hantu atau takut pada penagih hutang yang selalu mengganggu hari-hari, takut kehilangan jabatan dan lain sebagainya. Namun saat pertanyaan itu datang pada ku di suatu pagi yang lembab, aku hanya bisa mengeluarkan air mata.
Aku takut terbangun di suatu hari dan menemukan. Tidak ada lagi orang tua di sisi ku, menyambut dengan senyum dan kecupan kecil di pipi ku. Tidak ada suara teriakan ibu ku yang kesal karena aku malas sekali keramas. Tidak ada pikiran marah kakak ku gara-gara ku rusak tatanan rambut bonekanya. Tidak ada nasehat panjang lebar ayah ku dan hukuman yang sering diberikannya pada ku ketika aku melanggar aturannya.
Aku takut terbangun di suatu hari dan menemukan. Aku menangis sendirian, tanpa ada sahabat-sahabat yang meminjamkan bahunya untuk ku. Tidak ada lagi suara canda tawa mereka, pertengkaran-pertengkaran yang biasa kami alami seolah menguap entah kemana. Mereka sudah mulai melupakan ku dan sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Paling mengerihkan ialah di saat aku ingin membagikan kebahagiaan ku pada mereka, namun tiada satupun ku dapati sahabat ku ada bersama ku.
Aku takut terbangun di suatu pagi dan menemukan. Tidak ada lagi istriku di samping ku. Tidak ada suara merdunya yang mengomeli ku kalau aku terlambat bangun. Tidak ada harum aroma kopi buatannya yang selalu tercium dari meja kecil di samping tempat tidur kami. Tidak ada wajah cantiknya yang dibingkai rambut panjangnya yang dibiarkan terurai.
Aku takut terbangun di suatu hari dan menemukan. Tidak ada langkah-langkah kecil anak-anak ku berlarian membuat gaduh suasana. Tidak ada pertanyaan-pertanyaan konyol yang harus ku jawab dengan sebal ketika sedang serius menyelesaikan tugas tugas kantor yang ku bawa pulang. Tidak ada rengehkan dan tangisan saat sedang bersama keluarga berlibur ataupun berbelanja. Tidak ada wajah-wajah polos yang memandang ku seolah aku seorang super hero yang pantas dibanggakan di dunia. Namun pagi ini aku terbangun dengan segala ketakutan yang mencekik leher ku. Aku memandang ke sekeliling ku dan mendapati tak ada seorang pun bersama ku. Apa yang terjadi? Kemana semua orang yang kucintai???? Satu jam penuh tanya ku habiskan untuk menangis sedih.
Aku merasa sepih, hanya ruangan putih bersih dan beberapa orang yang tak ku kenal yang tampak di mata ku, setelah satu jam kebingungan dan kesedihan melanda ku. "Dimana aku? Dimana keluarga ku?" Seseorang dari mereka menjawab, "Anda sudah 8 bulan tidak sadarkan diri dan ini mujizat, ketika kami memutuskan untuk melakukan euthanasia terhadap anda, anda malah" Ya, aku mendengar yang lainnya menggumamkan kata "mujizat" berkali-kali. "dimana keluarga ku?" Lagi orang yang sama yang menjawab, "kami tidak tahu. Waktu anda ditemukan dalam keadaan sekarat di perbatasan, tidak ada identitas yang bisa kami dapatkan tentang anda Maaf…."
Aku tidak percaya…!!!! Rasanya baru kemarin aku bertemu keluarga ku…!!! Tapi siapa keluarga ku? Siapa aku???? Aku meremas kepala ku keras-keras, berharap ingatan ku akan kembali. Tapi tidak ada gunanya. Aku benar-benar lupa siapa sebenarnya aku. Sampai suatu pagi, ketika aku bangun lebih awal dari biasanya dan pergi berjalan-jalan bersama anjing peliharaan ku di taman kota. Aku melihat seorang wanita yang seperti malaikat, sedang bercengkrama dengan suami dan anak-anaknya. Aku merasa mengenalnya, tapi siapa??? Aku merasa ingin memeluknya, tapi mengapa???? Lalu wanita itu mendekati ku. Jantung ku berdebar tak karuan. Katanya pada ku dengan suara merdu yang sepertinya akrab dengan telinga ku, "Anda orang yang tegar dan luar biasa!" Anak-anaknya datang dan memeluk ku penuh kasih.
Lalu suaminya yang ramah mendekati ku dan berkata, "anda pasti dulu adalah seorang yang luar biasa, dan sampai sekarang pun masih tetap luar biasa!" Aku menyadari kenapa mereka berkata begitu. Keadaan ku sekarang memang benar-benar memprihatingkan. Wajah ku hancur, Aku bergantung pada kursi roda ku. Bahkan untuk berbicara dengan jelas pun sulit sekali.
Kata wanita itu lagi, "syukurlah anda orang yang kuat, aku jadi teringat pada almarhum suami ku yang mengalami musibah kecelakaan mobil. seandainya dia masih hidup, aku tidak tahu bagaimana keadaannya" matanya berkaca-kaca saat mengatakan itu. Lalu suaminya mendekat dan memeluknya penuh pengertian. Aku membiarkan ia memeluk ku selama beberapa saat. Lalu mereka menitipkan kata-kata memotivasi pada ku, dan berlalu pergi.
Meninggalkan ku dalam kenangan yang tiba-tiba muncul di benak ku. Aku ingat, mendadak ingat semuanya. Apa yang terjadi sebelum kecelakaan maut itu. Namun, saat aku hendak memanggil kembali wanita itu, aku terdiam. Tidak pikir ku, ia akan lebih berbahagia tanpa aku. Jadi kubiarkan saja mereka pergi. Sejak pagi itu, aku selalu terbangun dan mendapati diri ku selalu sendiri. Aku bahkan tidak bisa menemukan alasan kenapa aku masih bertahan sampai saat ini (KM.)