Mengenang Pertemuan Sukarno dengan Raja Saud di 1955
BERITA HANGAT 5 - Berita hangat yang baru" ini heboh di sosmed,Pertemuan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Rabu (1/3) kemarin memutar kembali kenangan di masa lampau. Begitu tiba di Istana Bogor, Raja Salman mencari tahu keberadaan cucu dari Presiden pertama RI, Sukarno.
"Saat baru tiba dan disambut Presiden Jokowi, Raja Salman menanyakan keberadaan Cucu Sukarno. "Mana cucu Sukarno?" tanya Raja Salman ke Presiden Jokowi, seperti yang dituturkan oleh Kepaka Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Bukan tanpa alasan kenapa Raja Salman menanyakan keberadaan Sukarno. Sosok tokoh proklamator itu membekas dalam ingatannya ketika mereka bertemu di Arab Saudi pada 1955 lalu. Raja Salman ikut mendampingi Raja Saud bin Abdulaziz yang memimpin Arab Saudi saat itu untuk menyambut Sukarno.
Jokowi langsung memanggil Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani yang merupakan cucu Sukarno. Keduanya bertemu dan berbincang hangat dalam balutan nostalgia.
"Saya ingat sekali dengan Presiden Sukarno, selalu mengatakan 'saudara-saudara'. Ini yang saya ingat, di sini," kata Raja Salman kepada cucu dari Soekarno, Puan Maharani.
Dalam buku biografi Sukarno 'Penyambung Lidah Rakyat' yang ditulis oleh Cindy Adams, Sukarno berangkat ke tanah suci pada 1955 untuk menunaikkan ibadah haji. Ia disambut dengan hangat oleh Raja Saud. Bahkan, Raja Saud memberikan cinderamata khusus untuk Sukarno berupa kiswah atau potongan kain penutup kakbah.
Selain kiswah, selama beribadah haji, Sukarno juga diberi fasilitas oleh pihak kerajaan berupa mobil Chrysler Crown Imperial. Mobil yang ditungganginya itu turut menjadi hadiah untuk dibawa pulang ke Indonesia.
Sukarno yang telah jatuh hati pada mobil pabrikan Amerika Serikat itu dengan senang hati menerimanya. "Sudah tentu aku tidak akan menentang kebiasaan itu. Selain itu, aku sudah sudah tertarik pada Chrysler ini sejak pertama kali melihatnya," ungkap Sukarno.
Buah tangan balasan dibawa khusus oleh Sukarno untuk Arab Saudi. Ia membawa banyak bibit pohon mimba untuk ditanam di Padang Arafah. Bibit tersebut telah tumbuh menjadi pohon yang menyimpan kenangan keakraban keduanya. Pohon itu kini dikenal dengan nama Syajarah Sukarno atau Pohon Sukarno.