RS Swasta Tak Lagi Gunakan BPJS, RSUP "Puyeng"


MATARAM,Sasambonews.com. Direktur RSUP Provinsi NTB menyalahkan Rumah sakit Swasta yang tidak lagi bekerjasama dengan BPJS, akibatnya pihak RSUP Pusing lantaran kapasitas kamar selalu penuh diakibatkan pelimpahan pasien Rumah Sakit Swasta ke Rumah Sakit Negeri.Hal ini disampaikan dr.Lalu Fikri Hamzi ketika menjawab persoalan keluhan calon pasien yang tak mendapatkan kamar rawat inap.

Direktur RSUP Provinsi NTB dr. Lalu Fikri Hamzi, Selasa (7/2/2017) dikonfirmasi melalui WhatsApp pribadinya mengakui bahwa kondisi tempat tidur pasien sangat tinggi , karena beberapa rumah sakit swasta yang tidak lagi bekerjasama dengan BPJS melimpahkan pasiennya ke rumah sakit pemerintah."Kondisi Yang ada saat BOR ( angka penggunaan tempat tidur)  kami diatas 80% ,rata-rata kunjungan per hari diatas 500 orang sejak beberapa Rumah Sakit swasta tidak bekerjasama lagi dgn BPJS, Sehingga limpahan pasien ke RS pemerintah,"pungkasnya.

Lalu Fikri juga membantah bahwa untuk mendapatkan kamar di RSUP harus memiliki keluarga orang dalam."Untuk mendapatkan kamar tidak harus mempunyai kerabat di RSUD Provinsi karena RS ini, adalah milik pemerintah,"terangnya.

Sementara itu Humas RSUP Provinsi NTB Solihin dikonfirmasi membenarkan bahwa pasien beberapa lama ini sangat banyak karena ,RS Swasta tidak lagi bekerja sama dengan BPJS." Maklum beberapa minggu ini kami mendapat penambahan pasien cukup banyak berhubung beberapa RS swasta tidak bekerja sama lagi dg BPJS. Kami selalu berusaha meningkatkan pelayanan dari informasi yang seperti ini. Sekali lagi maaf."pungkasnya.

Berita sebelumnya Senin (6/2/2017) Pelayanan rawat inap kelas I, II dan III di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) dikeluhkan calon pasien, petugas beralasan penuh dan kepada pasien harus membooking jauh hari baru bisa mendapatkan kamar ketika Direktur RSUP NTB dr. Lalu Fikri Hamzi dikonfirmasi melalui hp pribadinya enggan memberikan keterangan , Hal ini menurut Wakil Ketua Komisi V DPRD NTB H.MNS.Kasdiono, sangat disesali dan sudah memberikan teguran kepada Direktur RSUP agar segera memperbaiki pelayanan dan menambah ruang rawat inap ,Senin (6/2/2017) ditemui di kantor Udayana.
Iwan (30) warga Lombok tengah yang hendak membawa orang tuanya untuk rawat inap di RSUP harus mengelus dada sebab ruangan sudah penuh dan oleh petugas disarankan harus jauh hari memesan kamar. " Saya mau sampaikan masalah kamar rawat inap.
Setiap orang tua saya mau dirawat inap (kemotrapy) kenapa kamar rawat inap kelas I kata petugas selalu bilang penuh sejak hari sabtu. Atau kamar rawat inap harus di booking jauh jauh hari ya atau kita harus mempunyai  kerabat di RSUD baru bisa mendapatkan kamar," terangnya kepada media ini.
Ia juga mempertanyakan biaya milyaran untuk membangun ,tetapi sama sekali tidak memperhatikan tentang rawat inap."Sedangkan RSUP dibangun dengan biaya ratusan milyaran akan tetapi kamar rawat inapnya sangat minim.Ini terjadi di kamar rawat inap kelas 1,2 dan 3,"terangnya.
Direktur RSUP NTB dr. Lalu Fikri Hamzi dikonfirmasi melalui hp pribadinya untuk mengetahui kejelasan informasi ini engan memberikan keterangan.
Wakil Ketua Komisi V H.MNS.Kasdiono memprotes keras hal yang terjadi di RSUP tersebut ,dan diakuinya telah menanyakan langsung ke pihak rumah sakit untuk segera diperbaiki dari segi pelayanan."Kita sudah mendorong untuk segera dilakukan penambahan-penambahan ruangan, sehingga kekecewaan tidak dirasakan masyarakat,"pungkasnya Ketua Fraksi Demokrat ini.
Kasdiono juga kedepan akan meminta kepada pihak RSUP untuk segera menyiapkan ruangan bagi masyarakat kelas menengah ."Harus disiapkan  ruangan bagi masyarakat bawah, menengah ke atas, yang dirawat didaerah ,jumlah ruangannya juga kita minta ditambah,"pungkasnya.
Selanjutnya , disebutkan Kasdiono didalam APBD sudah disiapkan untuk penambahan ruangan."Tinggal kita monitor. Sekarang dalam tahap - tahap persiapan. Di APBD kita sudah siapkan,"tandasnya.Ipr

Subscribe to receive free email updates: