Sindiran Anas tersebut disampaikan melalui akun Twitternya @anasurbaningrum.
"Pak Presiden SBY (saat itu) yg mencintai hukum dan keadilan. Tahukah Bapak brp kali demonstran dikirim ke rumah saya? *abah," tulis Anas, Rabu (8/2).
Meski menuntut keadilan, Anas kala itu tidak mengeluhkannya di sosial media.
"Saya bertanya kpd Presiden (saat itu), apakah Bapak peduli thd keselamatan dan keadilan? Alhamdulillah, saya tidak ngetuit. *abah," kata Anas.
Kendati demikian, ia mengakui kalau demonstrasi di kediaman seseorang memang tidak etis. Karenanya ia mendoakan SBY agar diberi kesabaran.
"Demo ke rumah pribadi jelas tidak elok. Saya berdoa smg Pak SBY diberikan ketenangan dan kesabaran. *abah," kata dia.
Anas juga mengingatkan tentang kekuasaan. "Para sahabat, harap selalu diingat. Tidak ada kekuasaan yang abadi. 'Jaman iku owah gingsir'. Karma akan terus bekerja," kata Anas.
Rentetan cuitan Anas tersebut dituliskan di atas secarik kertas lalu diberikan kepada sahabatnya yang berkunjung je Sukamiskin. Anas menitipkan agar cuitan tersebut diposting di akun Twitternya.
"Disalin dari tulisan tangan Mas Anas yg dititipkan lewat sahabat yg berkunjung hari ini. *admin," demikian cuitan Anas. [src/trc/pojoksatu]