MoU tersebut, kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), adalah kerjasama dari tiga pihak yaitu Pemprov Jabar, Pemkab Cirebon dan Kemenristekdikti, dimana Pemkab Cirebon akan menyiapkan lahan untuk pembangunan kampus baru ITB Cirebon seluas 30 hektar kemudian untuk pembangunannya akan difasilitasi oleh Pemprov Jabar dan Kemenristekdikti.
"Tahun depan sudah mulai ada pembangunan kampus baru mudah-mudahan ini bisa untuk pemicu bahwa disitu akan hadir kampus permanen ITB Cirebon," katanya.
Ditargetkan, kampus permanen ITB Cirebon akan rampung tahun 2019. Pemprov Jabar sendiri di tahun 2016 telah menyalurkan bantuan keuangan untuk pembangunannya sebesar Rp 26 Milyar dan di tahun 2017 sebesar Rp 20 Milyar.
"Untuk 2018 nanti kita lihat situasinya berbarengan dengan dana yang dari pusat agar 2018 itu kelihatan betul ada kemajuan yang signifikan sehingga 2019 sudah pindah dari kampus sementara ke kampus permanen," ungkap Aher.
Pihaknya berharap hadirnya kampus ITB Cirebon akan meningkatkan SDM Jabar yang unggul, handal dan profesional sesuai dengan tuntutan zaman serta meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi masyarakat Jabar.
"Kita ingin memajukan SDM Jabar tentu nanti di Kampus tersebut orang Jabar lebih dominan," harapnya.
Hal ini juga diharapkan akan semakin tingginya Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi masyarakat Jabar.
"Semua ini didasari karena jumlah Perguruan Tinggi di Jabar rasionya tidak seimbang dengan jumlah penduduk," ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini ITB Cirebon masih menempati kampus sementara yang berlokasi di kompleks eks asrama haji Kabupaten Cirebon di jalan Fatahillah Kecamatan Sumber yang mempunyai luas lahan 3680 meter persegi.
Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, saat ini baru ada tiga Program Studi di kampus ITB Cirebon, yaitu Kriya, Teknik Industri dan Perencanaan Wilayah dan Kota.
"Kriya karena Cirebon punya batik yang menjadi khasnya. Sementara prodi Perencanaan Wilayah dan Kota karena ke depan Cirebon akan berkembang," ujar Kadarsah.(*)