Penulis : Syamsul
Rabu, 14 Desember 2016
KRAKSAAN – One Village One Product (OVOP) atau satu desa satu produk merupakan suatu gerakan masyarakat yang terintegrasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi dan kekayaan daerahnya. Sehingga mereka mampu menggali dan mengoptimalkan potensi desa untuk menghasilkan suatu produk, di mana ada satu jenis produk di setiap desa.
"Sumber daya alam ataupun produk budaya lokal serta produk khas lokal yang telah dilakukan secara turun temurun dapat digali dan dikembangkan untuk menghasilkan produk bernilai tinggi sesuai tuntutan dan permintaan pasar," ungkap Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari SE.
Menurut Bupati Tantri, aplikasi OVOP telah banyak dilakukan di berbagai daerah sesuai potensi besar yang ada di wilayah itu. Ada yang berbasis pertanian, kehutanan, perkebunan dan industri kecil kerajinan. "Konsep OVOP ini di antaranya produk itu harus berkembang, berbasis lokal, unik dan khas," jelasnya.
Sementara Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kabupaten Probolinggo, Heri Sulistyanto mengatakan, OVOP ini dilatarbelakangi karena selama ini banyak potensi daerah, tetapi tidak digali secara optimal.
"Sisi lain, ada pihak yang memanfaatkan produk itu. Contohnya, manggis dari Kecamatan Tiris. Buah manggis ini kecil dan dagingnya tipis, hanya kulitnya tebal. Buah manggis semacam ini banyak dikirim ke luar daerah untuk dijadikan ektrak herbal kulit manggis. Kita tahunya setelah muncul di TV dan penuturan masyarakat yang menjualnya ke Surabaya," katanya.
Heri menerangkan, OVOP ini bertujuan untuk menggali dan mempromosikan produk inovatif dan kreatif lokal dari sumberdaya yang bersifat unik khas daerah, bernilai tambah tinggi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan, memiliki image dan daya saing yang tinggi. (Syam/wan)