BERITA MALUKU. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat pada bulan Oktober 2016 terjadi inflasi di Kota Ambon sebesar 0,53 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 124,59.
"Inflasi Kota Ambon terjadi pada enam kelompok pengeluaran, dengan inflasi tertinggi pada kelompok pendidikasn, rekreasi dan olah raga sebesar 8,36 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Selasa (1/11/2016).
Inflasi terendah, lanjutnya, terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,08 persen.
Sedangkan deflasi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,41 persen.
Dumangar mengatakan, inflasi di Kota Ambon terjadi karena adanya kenaikan IHK pada enam kelompok pengeluaran yakni kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau sebesar 0,28 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,23 persen, kelompok sandang sebesar 0,08 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 8,36 persen, dasn pada kelopok transpor,komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen.
"Komoditas yang dominan menyumbang inflasi di Kota Ambon adalah tarif kuliah akademi/perguruan tinggi, lemon cina, ikan layang, ikan selar, dan ikan tongkol," katanya.
Komoditas yang menyumbang deflasi, lanjutnya, yakni ikan cakalang, cabe merah, cabe rawit, tomat sayur, dan kacang panjang.
Menurutnya, inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,32 persen dengan IHK 1340,83, dan inflasi terendah terjadi di Kota Manado dan Kota Depok sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 124,03, dan 123,65.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,10 persen dengan IHK 125,95, dan terendah terjadi di Kota Merauke dan Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing sebesar 130,73, dan 118,92.
Dia mengatakan, dari 82 kota IHK di Indonesia pada bulan Oktober 2016 IHK Kota Ambon menduduki peringkat 44, inflasi bulanan Kota Ambon menduduki peringkat 12, sedangkan inflasi tahun kalender menduduki peringkat 37, serta untuk inflasi dari tahun ke tahun Kota Ambon menduduki peringkat ke 63," ujarnya.
"Inflasi Kota Ambon terjadi pada enam kelompok pengeluaran, dengan inflasi tertinggi pada kelompok pendidikasn, rekreasi dan olah raga sebesar 8,36 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Selasa (1/11/2016).
Inflasi terendah, lanjutnya, terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,08 persen.
Sedangkan deflasi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,41 persen.
Dumangar mengatakan, inflasi di Kota Ambon terjadi karena adanya kenaikan IHK pada enam kelompok pengeluaran yakni kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau sebesar 0,28 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,23 persen, kelompok sandang sebesar 0,08 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,20 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 8,36 persen, dasn pada kelopok transpor,komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen.
"Komoditas yang dominan menyumbang inflasi di Kota Ambon adalah tarif kuliah akademi/perguruan tinggi, lemon cina, ikan layang, ikan selar, dan ikan tongkol," katanya.
Komoditas yang menyumbang deflasi, lanjutnya, yakni ikan cakalang, cabe merah, cabe rawit, tomat sayur, dan kacang panjang.
Menurutnya, inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,32 persen dengan IHK 1340,83, dan inflasi terendah terjadi di Kota Manado dan Kota Depok sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 124,03, dan 123,65.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,10 persen dengan IHK 125,95, dan terendah terjadi di Kota Merauke dan Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing sebesar 130,73, dan 118,92.
Dia mengatakan, dari 82 kota IHK di Indonesia pada bulan Oktober 2016 IHK Kota Ambon menduduki peringkat 44, inflasi bulanan Kota Ambon menduduki peringkat 12, sedangkan inflasi tahun kalender menduduki peringkat 37, serta untuk inflasi dari tahun ke tahun Kota Ambon menduduki peringkat ke 63," ujarnya.