"Masyarakat masih menggemari kesenian teater atau sandiwara tradisional Masres yang kini masih banyak dan berkembang di (Kabupaten) Indramayu dan Cirebon. Salah satu bukti masyarakat masih menggemari adalah dengan intensitas manggung grup-grup sandiwara tradisional yang tidak kalah padatnya dengan kesenian tarling, kliningan, bajidoran, dan bahkan orkes organ tunggal," ujar Asep Ruchiyat, pada pegelaran Sandiwara Tradisional Masres, di Gedung Rumentang Siang, Jalan Baranang Siang Kosambi, Kota Bandung.
Dikatakan Asep, saat ini di Indramayu tidak kurang dari 10 grup teater tradisional Masres yang mendominasi panggung teater. Meskipun usia mereka rata-rata sudah tua, namun masih mampu manggung dua kali dalam satu hari di wilayah Indramayu.
Masih bertahanya kesenian teater tradsional Masres hingga saat ini menurut Asep dikarenakan masyarakat masih menggemarinya. Masyarakat bisa bertahan hingga semalam suntuk seperti menyaksikan pegelaran wayang kulit atau wayang golek bila menyaksikan pegelaran Masres dengan lakon mistik atau sejarah masa lalu yang dibumbui bodoran atau lawakan serta lagu-lagu khas Panturaan.
Sementara Kepala Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, Mohammad Darajatun mengatakan bahwa potensi kesenian tradisional di daerah pada masa sekarang ini kembali tengah menggeliat.
"Dimana negara kita tengah digempur kesenian modern yang serba menampilkan berbagai kemewahan, sementara kondisi perekonomian kurang baik, justru masyarakat kembali menggemari hal-hal yang berbau tradisional," ujar Darajatun.
Terhadap fenomena yang tengah terjadi dimasyaraka saat ini menurut Darajatun pihaknya membuka selebar-lebarnya kesempatan kepada pelaku seni tradisional di daerah untuk dapat ditampilkan di Taman Budaya, Rumentang Siang maupun Pusat Pengembangan Kebudayaan (dulu YPK). "Kita (Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat) berupaya untuk menepis stigma seniman Bandung sentris,kami ingin semua potensi seni budaya Jawa Barat untuk digali, dikembangkan dan dilestarikan," ujar Darajatun.
Sementara pagelaran kesenian teater tradisional Masres yang menampilkan grup kesenian Sang Putra Darma Ebleg Group dari Desa, Mekarsari, Kec. Tukdana Kab. Indramayu, membawakan "Mahar Pindah Patok". Pegelaran berceritakan tentang Wirapermoda yang menyamar menjadi wanita untuk memperdaya Prabu Casmita bupati Sumedang dengan maksud agar Prabu Casmita meminangnya dan setelah menyetujui mahar berupa pemintahan patok wilayah Sumedang , Wirapermoda menampkalan wujud aslinya hingga terjadi pertempuran antara pasukan Wirapermoda dengan Prabu Casmita. (PR/WD)