"Nyamuk menjadi sudah kebal apabila dilakukan fogging beberapa kali dengan obat yang sama," kata Kepala Bidang terkait, Yahya, Selasa 18 Oktober 2016. Pengasapan atau fogging diakui kerap dilakukan di wilayah yang terdapat penderita DBD, sementara wilayah lain hanya mendapatkan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk.
Selain pengebalan nyamuk terhadap insektisida, Yahya juga menganggap musim hujan ikut mendukung perkembangbiakan populasi nyamuk. Namun kondisi cuaca saat ini diakui tidak akan berdampak signifikan apabila masyarakat melakukan pemerantasan sarang nyamuk bersama di lingkungan masing-masing.
Pemerintah Kabupaten Indramayu mengaku sudah cukup maksimal menyosialisasikan upaya pencegahan penularan penyakit tersebut melalui pemberantasan sarang nyamuk dan fogging. Namun, angka penderita DBD tahun ini bahkan lebih banyak dari tahun lalu. Menurut data di Dinas Kesehatan setempat, kasus DBD di Indramayu mencapai 774 kasus sepanjang 2016. Sebanyak 29 di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat hanya 644 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 33 orang di antaranya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Agus Rohani bahkan memperkirakan jumlahnya bisa bertambah memasuki musim hujan pada akhir 2016. Ia mengatakan nyamuk bisa berkembang biak tiga kali lebih banyak pada saat intensitas hujan meningkat seperti beberapa hari terakhir.
Agus memperhitungkan satu ekor nyamuk bisa bertelur hingga sekitar 200 di luar musim hujan. Umur mereka juga dianggap lebih panjang dari yang biasanya hanya hidup selama tiga pekan menjadi tiga bulan lamanya. "Indramayu belum bisa dinyatakan bebas dari DBD, bahkan hampir semua kecamatan dinyatakan endemis DBD," katanya.
Menurut Agus, program pemberantasan sarang nyamuk dianggap efektif meningkatkan angka bebas jentik (ABJ) di Indramayu menjadi hampir mencapai 95 persen. Namun, ia tidak bisa menjamin hal itu menurunkan jumlah kasus DBD di tengah masyarakat.
Sementara itu, Bupati Indramayu Anna Sophanah menganggap permasalahan DBD di daerahnya bisa diselesaikan melalui pola hidup sehat. Hal itu dianggap sudah sering disosialisasikan pada masyarakat melalui posyandu, puskesmas dan instansi terkait di desa-desa seluruh Indramayu.
"Terkadang masyarakat belum sadar untuk melakukan pola hidup sehat di kehidupan sehari-harinya." kata Anna di Pendopo Bupati kemarin.
Pihaknya pun meninstruksikan pada instansi terkait untuk mengantisipasi DBD di musim hujan ini, namun bukan fogging tapi dengan pola hidup sehat, Ia pun meminta masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, untuk mewujudkan lingkungan yang sehat di sekitar rumah warga.(PR/WD).