(Ini foto suami-istri, Pacaran setelah Halal)
Jangan underestimate sama akhwat "suka" nolak lamaran ikhwan
Sering banget ya dilingkungan ikhwan dan akhwat pengajian yang mendengar atau menyaksikan atau mengalami sendiri taaruf atau nadhor dengan akhwat "suka" nolak lamaran ikhwan.
Banyak yang beranggapan akhwat ini punya standar yang tinggi dalam memilih jodoh, eitsss... nanti dulu jangan underestimate dulu. Coba simak ringkasan cerita shahabiyah yang menolak lamaran 'Umar bin Khaththab, 'Ali bin Abi Thalib, dan Zubair bin Awwam, kurang apa coba mereka adalah sosok yang hampir sempurna juga ditolak oleh seorang wanita yang sama.
Lelaki pertama yang melamarnya adalah 'Umar bin Khaththab, sosok khalifah kebanggaan kaum muslimin.
Jika kita berpikir bahwa tak ada satu pun alasan untuk menolak lelaki yang ditakuti oleh setan ini, faktanya tidaklah demikian. 'Umar ditolak dengan alasan, "Jika pulang ke rumah, ia memikirkan masalah. Dan, jika keluar dari rumah, ia juga memikirkan masalah."
Maka pelamar yang kedua adalah Zubair bin Awwam sang pemuka Quraisy yang memiliki karunia harta berlimpah, seorang sahabat yang kaya raya. Namun, lamaran sahabat Nabi ini pun ditolak dengan alasan, "Istrinya hanya akan mendapatkan pakaian yang bagus dan sanggul darinya."
Dan, 'Ali bin Abi Thalib seorang sahabat yang gagah perkasa, sahabat yang berhasil menghancurkan benteng khaibar. Juga ikut mengambil giliran sebagai pelamar ketiga yang bernasib serupa. Alasan ditolaknya "Istrinya hanya akan terpenuhi sesuai kebutuhannya saja, dan ia akan mengatakan begini dan begitu (menyampaikan alasan/pendapat agar istrinya tidak menyampaikan selain apa yang dibutuhkan)."
Ternyata bukan cuma kita-kita aja ya (yang ditolak akhwat), para sahabat terbaik juga pernah ngalami nasib yang sama, bolehlah antum para ikhwan berbahagia :)
Setelah tiga lamaran yang berujung penolakan sebab alasan sifat dan kecocokan yang dilamar dengan sosok pelamar, maka datanglah lelaki surga keempat yang sampaikan lamaran. Qadarullah, ternyata lelaki inilah yang diterima lamarannya. Bukan karena lelaki ini lebih tinggi kualitasnya dari sahabat sebelumnya. Apa alasannya?.
Sebab, "Aku telah mengenal akhlaknya; jika masuk rumah, ia akan memasukinya dengan tertawa, dan jika keluar rumah, ia akan keluar dengan tersenyum. Jika aku meminta sesuatu, ia akan memberikannya; jika aku diam, dia akan memulai pembicaraan; jika aku melakukan sesuatu, ia akan berterima kasih; jika aku berbuat salah, ia akan memaafkannya.". Inilah sosok yang berhasil meluluhkan hati seorang akhwat "suka" nolak. Apa karena standarnya yang tinggi? ternyata bukan. Tapi karena kecocokan hati.
(Irfan Noviandana)