Rois Mubarok, santri cilik maju ke tengah lapangan menyanyikan sholawat nariyah atas perintah Bupati saat upacara Hari Santri Nasional, kemarin. (foto: dok-ib) |
Tanpa diduga, ia ditunjuk Bupati untuk melantunkan sholawat nariyah di hadapan seluruh peserta apel dan upacara. Rasa deg-degan dan kurang percaya diri pun tampak, saat ditanyai Bupati tentang cita-citanya.
"Jadi santri harus berani, berani melaksanakan perintah agama, berani tampil di depan sebagai insan yang beriman dan bertaqwa. Kita jadi manusia harus punya keberanian. Ayo cita-citamu kelak mau jadi apa," tanya Bupati kepada Rois.
Beberapa menit ia tampak terdiam, bingung mau menjawab apa. Namun setelah berpikir, ia menjawab lantang ingin menjadi seorang kiai. Jawaban itu pun disambut tepuk tangan meriah dari peserta upacara dan tamu undangan.
"Wah bagus, pengen jadi kiai. Coba sekarang tunjukkan kemampuanmu bersholawat nariyah. Kalau hafal dan lancar nanti akan saya kasih hadiah," pinta Bupati.
Dengan semangat, Rois Mubarok pun langsung menyanyikan sholawat nariyah dan diikuti oleh para peserta upacara. Ternyata ia hafal dan bisa menyanyikan layaknya bersholawat di masjid dan musholla setiap sebelum sholat jamaah.
"Hebat, ini yang namanya santri. Meskipun masih kecil tapi punya keberanian untuk tampil di depan banyak orang menunjukkan kemampuannya bersholawat nariyah. Ajudan tolong beri hadiah Rp 100 ribu untuk Rois," ujar Bupati.
Kemudian ajudan Bupati, Aditya langsung memberikan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 100 ribu kepada Rois yang telah bersholawat di depan Bupati. Tak hanya Rois saja, salah satu santriwati cilik bernama Aminah juga ditunjuk Bupati untuk maju membacakan salah satu surat pendek QS. Al Qur'an. Ia pun diberikan hadiah yang sama seperti Rois dari Bupati. (rs-ib)