Ilustrasi |
Petugas Komunikasi Basarnas Ambon, Desira, dikonfirmasi, Sabtu (22/10/2016), membenarkan tim telah dikerahkan untuk mencari armada laut tradisional di sekitar perairan Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah.
"Pencaharian dilakukan di sekitar perairan Pulau Nusalaut karena dua orang penumpang dari armada yang dinyatakan gangguan mesin itu berhasil tiba di Desa Abubu pada Sabtu (22/10), sekitar pukul 07.00 WIT," ujarnya.
Keduanya yang dibantu warga Pulau Nusalaut itu menginformasikan tiga saudaranya masih berada di armada laut tradisional bersama jurumudi.
Mereka memanfaatkan sampan sambil mengayuh selama satu siang - satu malam sehingga berhasil mendarat di Desa Abubu pada Sabtu (22/10) pagi.
Keduanya sudah dievakuasi ke Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah.
Desira mengemukakan, pencaharian intensif dilakukan dengan bantuan warga tujuh desa di Pulau Nusalaut.
"Jadi pencaharian masih di sekitar perairan Pulau Nusalaut yang letaknya mengarah ke laut Banda dengan harapan berhasil menemukan dan menyelamatkan tiga warga Waipia dan jurumudi armada naas itu," tandasnya.
Salah seorang tokoh masyarakat asal Desa Waipia, Semmy Kosten membenarkan masih dicarinya tiga orang lainnya yang ke Pulau Nila untuk memanen cengkih.
Mereka dari Waipia di Pulau Seram ke Pulau Nila hanya berbekal masing - masing satu karton sagu dan aqua.
"Kami mengaturkan terima kasih kepada warga Pulau Nusalaut yang membantu dua saudara menyelematkan diri dengan mengayuh sampan satu siang - satu malam, selanjutnya mengevakuasi ke Masohi," tandasnya.
Warga Waipia ini berasal dari Pulau Teon, Nila dan Serua (TNS) yang dievakuasi pemerintah ke Pulau Seram pada 1978 karena mempertimbangkan kondisi gunung berapi Lawwakarwa.
Saat panen cengkih maupun hasil perkebunan lainnya warga Waipia ke Pulau TNS untuk memanen.