Warga Bukit Duri : Sedih Digusur, Tapi Sekarang Kami Nyaman Di Rusun, Bersih dan Tidur Nyenyak!

Jakarta, Lensaberita.Net - Nursalam (60) mengaku sudah sejak kecil tinggal di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Nursalam kini sudah pindah ke Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur selama 2 minggu.


Di hari penertiban ini, ia kembali mendatangi rumahnya yang sudah menjadi puing-puing. Meski sudah tinggal nyaman di rusun, Nursalam masih sedih melihat rumahnya yang sudah rata dengan tanah.

"Saya sudah 60 tahun di sini. Saya tadi melihat rumah saya sudah rata dengan tanah, sudah dibongkar. Sedih rasanya," ujar Nursalam di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/16).

Tapi dia juga bersyukur karena mendapatkan rusun dengan kondisi lingkungan yang baik. Kondisi di Rusun Rawa Bebek juga menurutnya lebih membuat anak-anak aman.

"Dua minggu tinggal di rusun, saya merasa nyaman. Anak-anak juga aman karena jauh dari jalan besar. Kebersihan di sana juga bagus," ucap Nursalam.

Nursalam tidak mempermasalahkan meski dia harus keluar ongkos untuk bekerja. Sehari-hari Nursalam bekerja sebagai timer angkot 03 di Bukit Duri.

Dia sadar, jika menggunakan kartu rusun maka ia dapat menggunakan layanan TransJ gratis. Tapi 2 minggu belakangan, ia menggunakan ojek untuk menuju Bukit Duri.

Nursalam mengatakan kalau ia tahu rumah yang ditempatinya di Bukit Duri adalah tanah negara. Maka ia pasrah untuk direlokasi.

"Saya merasa terpaksa untuk direlokasi. Tapi saya tahu kalau di sini itu tanah negara. Itu kata kakek-nenek saya dulu. Ini katanya tanah untuk perairan," ucap Nursalam.

Di lokasi yang sama, ada Suminah (102). Suminah sudah tinggal di RT 04/12, Bukit Duri, Jaksel sejak tahun 1945. Saat ini rumah tinggalnya belum digusur.

Suminah mengaku mendirikan rumah dari bantuan mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Tapi rumahnya memang tidak bersertifikat.

"Dulu jaman Pak Ali Sadikin saya disuruh bangun rumah. Dulu saya beli tanah dulu. Tapi gak ada sertifikatnya. Cuma saya bayar PBB tiap hari," ujar Suminah yang dikenal warga sekitar dengan panggilan Mak Ayu.

Saat Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Iriawan datang ke lokasi penggusuran, Suminah sempat berinteraksi. Iriawan menyulut rokok Suminah. Suminah mengatakan bersedia bila nantinya harus direlokasi ke rusun.

"Ya saya terima kalau dipindah ke rusun. Kan di sini mau digusur. Gak masalah nanti pindah ke rusun mana," ucap Suminah.

Meski begitu, tidak semua warga Bukit Duri menerima rumahnya digusur. Mereka masih mempertanyakan soal proses hukum yang masih berjalan. Salah satu warga itu bernama Kasmo.

Kasmo ialah orang yang dituakan di daerahnya. Ia menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mbelgedes yang artinya tidak tepat ucapan dan tindakan.

"Ahok tuh omongannya mbelgedes, karena tak sesuai dengan omongannya dia. Janji tinggal janji. Dia itu omong kosong. Tapi saya salut sama pemerintah karena menerima kita di PTUN," ujar Kasmo yang sudah tinggal sejak 1982 di Bukit Duri.

"Kalau PTUN belum ada putusan karena waktunya dibilang terbatas. Putusan belum ada, sudah dibongkar saja. Kalau taat hukum, kalau lagi sidang kenapa gak sabar nunggu. Kenapa buru-buru?" tambahnya.

Saat ini rumah Kasmo memang belum dibongkar. Ia telah meminta izin kepada Wali Kota Jakarta Selatan. Sebab, banyak barang tetangga yang masih dititipkan di rumahnya. Kasmo diberikan waktu maksimal 2 hari untuk mengosongkan tempat. [src/detik.com]

Subscribe to receive free email updates: