NAMROLE - BERITA MALUKU. Bupati Buru Selatan (Bursrl), Tagop Sudarsono Soulisa melaunching Komunitas Baca Bupolo bertemakan "mendorong generasi Buru Selatan untuk membudayakan membaca guna mempersiapkan SDM yang unggul," bertempat di Aula SMA Negeri 7 Namrole, Senin (13/7).
Hadir dalam kegiatan itu, Sekda Iskandar Walla, pimpinan OPD, para siswa SD, SMP dan SMA se kota Namrole.
Bupati dalam arahannya memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang digagas oleh anak-anak muda Buru Selatan ini.
Dikatakan, seseorang dalam kehidupannya lebih banyak berpura-pura diam dan berpura-pura bodoh, dibanding dengan orang yang tidak pernah membaca dan tidak mengetahui, kemudian mengimplementasikan dirinya seakan-akan tahu tentang perkembangan dunia.
"Makanya, yang orang sering sebut, tong kosong bunyinya nyaring. Makin banyak ilmu, makin banyak di ketahui, falsafah Jawa, padi semakin berisi semakin merunduk," ujar Tagop.
Bupati dua periode ini berharap, minat membaca tidak hanya kepada anak-anak muda kita, tetapi juga kepada orang yang berusia 50 tahun keatas, bahkan kepada orang-orang yang tidak lagi produktif. Agar tidak menjadi lupa makanya harus sering membaca.
"Sebaiknya kita banyak membaca, banyak yang kita berbuat dengan media membaca," ujar Tagop.
Tagop berharap kedepan Komunitas Membaca dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan.
"Bukan lagi dengan menggunak konvesional, bacaan konvesional, tetapi dengan cara digital. Sekarang menggunakan bacaan-bacaan digital. Kita mau membaca apa saja melalui internet," ujarnya.
Sebagai pimpinan di daerah ini, tentunya memberikan apresiasi yang besar kepada anak-anak muda secara bersama-sama dalam kelompok komunitas Baca Bipolo diharapkan dapat menularkan ke seluruh masyarakat terutama di semua kecamatan yang ada di Buru Selatan.
"Saya berharap Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan dapat mendampingi anak-anak kita ini dalam komunitas Baca Bipolo agar kedepan mereka bisa berimplementasi secara bak, bersosialisasi kepada masyarakat secara baik," harap Bupati.
Sementara itu dalam laporan ketua Komunutas Baca Bipolo, Muhammad Akmal Sudarsono Soulisa mengatakan, Komunitas Baca Bupolo (KBB) merupakan komunitas baca yang didirikan oleh anak-anak muda yang beragam latar belakang keilmuan.
Dikatakan, anak-anak muda asal Kabupaten Buru Selatan yang bergelut dengan ilmu di lintas daerah, walaupun beragam latar belakang keilmuan, namun anak-anak muda Buru Selatan ini menyatukan gagasan untuk membentuk Komunitas Baca Bupolo.
Dikatakan, membaca selain untuk menambah ilmu, menghilangkan stress dan meningkatkan imajinasi, membaca juga bisa membuat seseorang hidup lebih lama.
"Hal ini berdasarkan hasil riset Yole University di Tahun 2016, bahwa membaca lebih dari 3,5 jam perminggu menurunkan resiko kematian 23%," ujarnya.
Maka berdasarkan kondisi minat baca di Indonesia yang masih rendah dan pentingnnya membaca untuk kesehatan, maka Komunitas Baca Bupolo pun dibentuk untuk menebar gerakan virus membaca dengan cara membuka buku dan baca.
Komunitas Baca Bupolo (KBB) dibentuk di Namrole, dengan menyusun tema gerakan literasi. Komunitas ini digawani oleh anak-anak muda Buru Selatan dan terbuka untuk umum.
"Artinya bahwa komunitas ini menerima siapa saja yang mau bergabung dengan semangat yang sama terhadap dunia literasi untuk bergerak bersama-sama menularkan gerakan membuka buku dan baca di Kabupaten Buru Selatan," ucapnya.
Launching ditandai dengan penyerahan bantuan buku bacaan oleh Bupati kepada Ketua Komunitas Baca Bupolo. Dan penandatanganan surat perjanjian kerjasama antara Kadis Pendidikan Edison Biloro dengan Ketua Komunitas Baca Bupolo yang disaksikan oleh Bupati dan Sekda. Kemudian ditutup dengan pemberian cendra mata oleh Ketua Komunitas Baca Bupolo Kepada Bupati. (AZMI)
Hadir dalam kegiatan itu, Sekda Iskandar Walla, pimpinan OPD, para siswa SD, SMP dan SMA se kota Namrole.
Bupati dalam arahannya memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang digagas oleh anak-anak muda Buru Selatan ini.
Dikatakan, seseorang dalam kehidupannya lebih banyak berpura-pura diam dan berpura-pura bodoh, dibanding dengan orang yang tidak pernah membaca dan tidak mengetahui, kemudian mengimplementasikan dirinya seakan-akan tahu tentang perkembangan dunia.
"Makanya, yang orang sering sebut, tong kosong bunyinya nyaring. Makin banyak ilmu, makin banyak di ketahui, falsafah Jawa, padi semakin berisi semakin merunduk," ujar Tagop.
Bupati dua periode ini berharap, minat membaca tidak hanya kepada anak-anak muda kita, tetapi juga kepada orang yang berusia 50 tahun keatas, bahkan kepada orang-orang yang tidak lagi produktif. Agar tidak menjadi lupa makanya harus sering membaca.
"Sebaiknya kita banyak membaca, banyak yang kita berbuat dengan media membaca," ujar Tagop.
Tagop berharap kedepan Komunitas Membaca dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan.
"Bukan lagi dengan menggunak konvesional, bacaan konvesional, tetapi dengan cara digital. Sekarang menggunakan bacaan-bacaan digital. Kita mau membaca apa saja melalui internet," ujarnya.
Sebagai pimpinan di daerah ini, tentunya memberikan apresiasi yang besar kepada anak-anak muda secara bersama-sama dalam kelompok komunitas Baca Bipolo diharapkan dapat menularkan ke seluruh masyarakat terutama di semua kecamatan yang ada di Buru Selatan.
"Saya berharap Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan dapat mendampingi anak-anak kita ini dalam komunitas Baca Bipolo agar kedepan mereka bisa berimplementasi secara bak, bersosialisasi kepada masyarakat secara baik," harap Bupati.
Sementara itu dalam laporan ketua Komunutas Baca Bipolo, Muhammad Akmal Sudarsono Soulisa mengatakan, Komunitas Baca Bupolo (KBB) merupakan komunitas baca yang didirikan oleh anak-anak muda yang beragam latar belakang keilmuan.
Dikatakan, anak-anak muda asal Kabupaten Buru Selatan yang bergelut dengan ilmu di lintas daerah, walaupun beragam latar belakang keilmuan, namun anak-anak muda Buru Selatan ini menyatukan gagasan untuk membentuk Komunitas Baca Bupolo.
Dikatakan, membaca selain untuk menambah ilmu, menghilangkan stress dan meningkatkan imajinasi, membaca juga bisa membuat seseorang hidup lebih lama.
"Hal ini berdasarkan hasil riset Yole University di Tahun 2016, bahwa membaca lebih dari 3,5 jam perminggu menurunkan resiko kematian 23%," ujarnya.
Maka berdasarkan kondisi minat baca di Indonesia yang masih rendah dan pentingnnya membaca untuk kesehatan, maka Komunitas Baca Bupolo pun dibentuk untuk menebar gerakan virus membaca dengan cara membuka buku dan baca.
Komunitas Baca Bupolo (KBB) dibentuk di Namrole, dengan menyusun tema gerakan literasi. Komunitas ini digawani oleh anak-anak muda Buru Selatan dan terbuka untuk umum.
"Artinya bahwa komunitas ini menerima siapa saja yang mau bergabung dengan semangat yang sama terhadap dunia literasi untuk bergerak bersama-sama menularkan gerakan membuka buku dan baca di Kabupaten Buru Selatan," ucapnya.
Launching ditandai dengan penyerahan bantuan buku bacaan oleh Bupati kepada Ketua Komunitas Baca Bupolo. Dan penandatanganan surat perjanjian kerjasama antara Kadis Pendidikan Edison Biloro dengan Ketua Komunitas Baca Bupolo yang disaksikan oleh Bupati dan Sekda. Kemudian ditutup dengan pemberian cendra mata oleh Ketua Komunitas Baca Bupolo Kepada Bupati. (AZMI)