AMBON – BERITA MALUKU. Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, Lutfhi Rumbia, memastikan ketersediaan pangan di Maluku saat ini tersedia dalam jumlah yang cukup untuk dua bulan kedepan.
"Baik itu beras, minyak goreng maupun terigu cukup untuk dua bulan kedepan," ujar Rumbia saat dikonfimasi, Senin (22/6).
Menurutnya, ketersediaan pangan ini dikarenakan distribusi pangan ke Maluku berjalan lancar setiap pekannya.
Namun ia tidak memungkiri, yang sedikit terganggu adalah harga komoditi bawang merah.
Untuk itu, phaknya berupaya untuk mendatangkan bawang merah dari Probolinggo agar harga bawang merah di pasar-pasar tradisional di Maluku bisa ditekan.
Terlepas dari hal tersebut, ia juga mengajak masyarakat untuk mengembangkan Pangan Lestasi atau P2L di tengah pandemi Covid-19. Sehingga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, minimal untuk kebutuhan konsumsi sendiri. Hal ini juga sejalan dengan pesan yang disampaikan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo saat berkunjung ke Ambon beberapa waktu lalu.
"Situasi kondisi yang serba keterbatasan dengan adanya corona ini, kemarin PKM, kemudian ada PSBB, masyarakat kan harus di rumah saja, sehingga kami mengharapkan agar masyarakat bisa memanfaatkan pekarangannya dengan tanam sayur-sayur, tomat, cabai minimal untuk konsumsi sendiri," tuturnya.
Apalagi, tanaman-tanaman tersebut lanjut Rumbia, hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat prosesnya hingga bisa dipanen.
"Karena kalau sayur-sayur itu 2 minggu sudah panen. Kemudian harga bibit juga tidak mahal, tinggal disemai lalu masukkan ke poliback, 2 pekan sudah panen. Diharapkan masyarakat bisa manfatkan itu," sambungnya.
Saat ini lanjut mantan Kepala BPKAD Provinsi Maluku itu, pihaknya bersama Kementan RI mencoba menyediakan bibit-bibit tanaman-tanaman P2L tersebut supaya bisa berikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Baik itu beras, minyak goreng maupun terigu cukup untuk dua bulan kedepan," ujar Rumbia saat dikonfimasi, Senin (22/6).
Menurutnya, ketersediaan pangan ini dikarenakan distribusi pangan ke Maluku berjalan lancar setiap pekannya.
Namun ia tidak memungkiri, yang sedikit terganggu adalah harga komoditi bawang merah.
Untuk itu, phaknya berupaya untuk mendatangkan bawang merah dari Probolinggo agar harga bawang merah di pasar-pasar tradisional di Maluku bisa ditekan.
Terlepas dari hal tersebut, ia juga mengajak masyarakat untuk mengembangkan Pangan Lestasi atau P2L di tengah pandemi Covid-19. Sehingga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, minimal untuk kebutuhan konsumsi sendiri. Hal ini juga sejalan dengan pesan yang disampaikan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo saat berkunjung ke Ambon beberapa waktu lalu.
"Situasi kondisi yang serba keterbatasan dengan adanya corona ini, kemarin PKM, kemudian ada PSBB, masyarakat kan harus di rumah saja, sehingga kami mengharapkan agar masyarakat bisa memanfaatkan pekarangannya dengan tanam sayur-sayur, tomat, cabai minimal untuk konsumsi sendiri," tuturnya.
Apalagi, tanaman-tanaman tersebut lanjut Rumbia, hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat prosesnya hingga bisa dipanen.
"Karena kalau sayur-sayur itu 2 minggu sudah panen. Kemudian harga bibit juga tidak mahal, tinggal disemai lalu masukkan ke poliback, 2 pekan sudah panen. Diharapkan masyarakat bisa manfatkan itu," sambungnya.
Saat ini lanjut mantan Kepala BPKAD Provinsi Maluku itu, pihaknya bersama Kementan RI mencoba menyediakan bibit-bibit tanaman-tanaman P2L tersebut supaya bisa berikan kepada masyarakat yang membutuhkan.