Peta Kasus Covid-19 di Surabaya Raya |
Kota yang dipimpin oleh Tri Rismaharini ini mencatatkan 20 kasus baru. Sehingga, total sudah ada 392 orang yang terpapar dengan 75 di antaranya dinyatakan sembuh dan 54 meninggal.
Kini peta di Surabaya bukan hanya sekadar ditandai merah saja, tetapi sudah berubah merah pekat.Pasalnya, lonjakan kasus di Surabaya tak lagi sama dengan Kabupaten Sidoarjo dan Gresik yang bersebelahan dengan jumlah kasus di bawah angka 100 kasus.
Surabaya, Sidoarjo dan Gresik sendiri adalah daerah yang sudah resmi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jatim.
Namun, aturan tersebut baru akan sepenuhnya efektif pada Jumat (1/5) mendatang.
Meski sudah berlaku sejak Selasa (29/4/2020) kemarin, PSBB di Surabaya Raya pada pada tiga hari pertama masih ada sedikit toleransi.
Dengan naiknya kembali kasus Covid-19 secara signifikan ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa jumlah ODP juga semakin meningkat.
"ODP ini jumlahnya 18.769 dan PDP jumlahnya 2.849," terangnya.
Khofifah lantas mengingatkan bahwa, terutama di Surabaya, kasus setiap hari terus bertambah.
"Bisa dilihat setiap hari tambahan Covid-19 di Surabaya rata-rata 60 persen adalah mereka dari PDP dari 60 persen PDP rata-rata 21 persen yang terkonfirmasi positif adalah dari OTG," tegasnya.
Dengan demikian, Kota Surabaya memiliki potensi bisa tembus sampai 1.000 kasus karena jumlah PDP sejauh ini sudah sampai 1.056 orang.
60 persen dari 1.056 orang tersebut adalah 633 dan jika dijumlah dengan pasien positif 392 berarti 1.025 kasus.
Dari sini, Khofifah mengingatkan perlunya kehati-hatian, kewaspadaan dan kesiap-siagaan.
"Terutama pada saat kita memulai PSBB hari ini. Itu harus dilipat gandakan karena memang ada hal yang mungkin tidak kita duga ternyata orang tanpa gejala dan itu jumlahnya sampai 21 persen," lanjutnya.
"Kemudian ini tadi baru saja ada konfirmasi di Indonesia ini sebagian catatan dari berbagai daerah ODP yang potensial untuk positif ada 10 persen. Jadi hal-hal seperti ini harus kita lakukan, telaah lebih komprehensif apa yang kemudian bisa kita lakukan untuk melakukan pencegahan pengurangan bahkan penghentian Covid-19," imbuh gubernur perempuan pertama di Jatim ini.*** Dani Setiawan