Tim Gugus Tugas Covid-19 Babar MBD Lakukan Tugas Tanpa Dilengkapi Standar Operasional dan Dana

TEPA - BERITA MALUKU. Tim gugus tugas coronavirus disease (covid-19) Kecamatan Babar tidak maksimal melaksanakan tugas, ketika melakukan pemantauan terhadap Orang Dalam Pengawasan (OPD) di Desa Yaltubung, Kecamatan Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Sabtu (18/4/2020), lantaran mereka tidak dilengkapi dengan standar operasional tugas penanganan dan pencegahan virus berbahaya ini.

Bahkan di saat menjalankan tugas di lapangan, mereka juga tidak didukung dengan dana operasional. Meski mengalami keterbatasan itu, mereka tetap melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab yang diberikan.

Salah satu tim gugus tugas penaganan covid-19 – Kapolsek Tepa, Iptu J. Maryanan menjelaskan bahwa, tim gugus tugas covid-19 Pulau Babar terus memantau ODP di semua desa yang ada di pulau Babar sesuai instruksi Bupati MBD untuk penanggulangan Covid-19.

Dikatakan, Tim penanggulangan covid-19 Babar, terdiri dari pihak Puskemas Kecamatan, Polsek, Koramil dan pihak pemerintah kecamatan.

Mereka semua bekerja sama menyusuri setiap orang di desa-desa yang terdata datang dari luar kabupaten MBD, sesuai instruksi.

Seperti baru-baru ini ada sejumlah mahasiswa asal pulau Babar yang datang berlibur dari pulau Jawa maupun Ambon. Mereka pun dikategorikan sebagai ODP, dan harus menjalani karantina di desa.

Menjawab pertanyaan wartawan soal tindakan yang diambil tim jika ODP di salah satu desa meningkat kondisinya menjadi Pasien Dalam Perawatan (PDP).

Dijelaskan, bahwa jangankan tempat karantina, Alat Pelindung Diri (APD) pun tidak ada, padahal dari pihak kesehatan sudah berulang kali meminta pengadaan APD maupun termo pengukuran suhu panas badan, namun sampai saat ini belum terealisasi.

Dijelaskan, bahwa mereka sama sekali bekerja tanpa anggaran operasional di lapangan, sebab pada saat pemeriksaan di desa, ditemukan ada mahasiswa dari Surabaya dan Makassar ada yang memiliki suhu tubuh hingga mencaai 37,7 derajat celsius, tetapi tak bisa dilakukan pemeriksaan lanjutan lantaran tim kesehatan yang datang hanya menggunakan baju kaos oblong berlengan pendek dan hanya dilengkapi sarung tangan dan masker seadanya.

Kendati demikian, mereka juga mengaku ada perasaan takut untuk melakukan tugas karena tanpa dilengkapi kelengkapan APD standar umum penanganan covid-19.

Senada dengan itu, salah satu kepala desa yang diminta tanggapan tentang kesiapan mengantisipasi penyebaran virus corona, mengaku para kepala desa di Kecamatan Babar telah diminta untuk melakukan karantina terhadap masyarakat yang terindikasi terpapar virus berbahaya itu, namun pihaknya terbatas dengan anggaran operasional. Karena dana desa yang dibilang Rp.50 juta untuk penanganan wabah ini untuk tiap desa pun belum cair lantaran belum ada pembahasan.

Untuk itu, salah satu warga Babar yang enggan namanya dipublikasi meminta Pemda MBD serius menangani wabah ini.

"Kami jangan dijadikan korban dari sebuah kebaikan yang keliru, dan tidak serius. Bayangkan kalau karantina di desa kami lalu fasilitas tidak memadai, bukankah kami juga ikut jadi korban! Warga kan panik dan takut kalau OPD atau PDP atau orang yang sudah positif terpapar virus mematikan ini. Tentunya pasti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata warga itu.

"Pak Bupati, tolong bantu katong punya petugas dengan anggaran dan kelengkapan pakaian standar penangan covid-19," tambah lelaki paruh baya itu. (Eky)

Subscribe to receive free email updates: