Pentingnya Pendidikan Vokasi di Era Digital



Jakarta, Info Breaking News – Tak hanya penguasaan bahasa asing, perkembangan zaman yang kini semuanya serba digital mengharuskan generasi muda terlebih para lulusan SLTA untuk semakin ahli dalam suatu bidang keterampilan maupun kompetensi tertentu.

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali, Dadang Hermawan mengatakan di Indonesia sendiri regulasi terkait pendidikan vokasi sesungguhnya sudah ada. Menurut Dadang, pendidikan vokasi sebenarnya sangat cocok bagi mahasiswa Indonesia yang cenderung langsung mencari kerja setelah lulus kuliah.

"Namun, karena paradigma berpikir yang masih selalu menginginkan gelar, maka pendidikan tinggi vokasi masih kurang dilirik oleh masyarakat, padahal lulusan pendidikan tinggi vokasi ada gelarnya juga," katanya, Minggu (29/3/2020).

Menurutnya, agar jalur pendidikan vokasi makin diminati masyarakat, maka ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan dari calon pencari kerja maupun para penyedia pekerjaan, baik dunia usaha maupun industri.

Hal yang pertama adalah mereka harus melakukan sosialisasi secara berkesinambungan dengan menghadirkan konten-konten menarik yang menunjukkan kepada generasi muda bahwa pendidikan vokasi adalah pendidikan tepat yang akan mengantarkan para alumninya ke dunia kerja maupun dunia wirausaha. Kedua, memperkuat sarana prasarana praktik di setiap jenjang pendidikan vokasi (SMK maupun perguruan tinggi vokasi) serta lembaga-lembaga kursus non-formal.

Poin yang ketiga adalah dengan mewajibkan semua PT vokasi dan SMK untuk mempunyai mitra dengan minimal 5 perusahaan. Hal ini berarti 5 mahasiswa atau siswa mempunyai 1 mitra perusahaan. Keempat, SMK yang ada diarahkan untuk lebih spesifik pada bidang-bidang keahliannya, misalnya SMK Teknologi Informasi, SMK Kelautan, SMK Pertanian, SMK Pariwisata, SMK Bisnis Manajemen, SMK Seni dan sebagainya.

Kelima, memperbanyak kolaborasi dengan berbagai perusahaan baik di dalam maupun luar negeri dalam bidang penyusunan kurikulum dan pemagangan atau tempat praktek kerja. Keenam, berkoordinasi dan bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) untuk mencari dan tempat-tempat magang atau tempat kerja di luar negeri.
Selanjutnya, mendorong dan mempermudah setiap lembaga pendidikan tinggi vokasi untuk melaksanakan rekognisi pembelajaran lampau baik untuk dosen atau guru maupun mahasiswa.
Kedelapan, adanya kerja sama dengan lembaga perbankan untuk memberikan kredit lunak kepada mereka yang akan magang di luar negeri. Dan poin yang terakhir adalah memberlakukan standar nilai yang tinggi untuk akreditasi dalam bidang penyaluran alumni. ***Jeremy

Subscribe to receive free email updates: