AMBON - BERITA MALUKU. Angka Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), yang diduga terindikasi Virus Corona (Covid-19) di Maluku terus mengalami peningkatan.
Dari total 18 ODP di hari kemarin, kini menjadi 27 Orang, yang tersebar di Kota Ambon dari 5 menjadi 6 orang, Kabupaten Buru dari 1 menjadi 10 orang, sedangkan Seram Bagian Barat (SBB) tetap 3 orang, begitu juga dengan Tual 2 orang dan Kepulauan Aru 6 orang.
Sedangkan PDP dari 1 kini menjadi 2 orang, yaitu di Kota Ambon. Sehingga total ODP dan PDP di Maluku kini mencapai 27 orang.
"Memang ODP ada peningkatan, ini berarti puskesmas bekerja secara maksimal sehingga dapat menjaring orang-orang yang datang dari daerah terpapar Covid-19," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh kepada awak media di kantor Gubernur, Sabtu (21/03).
Ditanya mengenai penambahan 1 PDP di kota Ambon, menurutnya orang tersebut sebelumnya merupakan ODP, karena kondisi kesehatannya menimbulkan gejala Covid-19 kemudian ditingkatkan status menjadi PDP, dan sementara di rawat di RSUD dr. M. Haulussy.
"Untuk kedua orang PDP ini, hari ini atau besok akan di kirim sampelnya ke Balitbangkes Kemenkes, karena harus disiapkan box, serta koordinasi dengan maskapai penerbangan untuk dikirim ke Jakarta," cetusnya.
Sedangkan untuk 1 orang di Kepulauan Tanimbar yang kemarin ditetapkan ODP, sudah membaik, sehingga tidak lagi ditetapkan ODP.
"Untuk 1 orang di Kepulauan Tanimbar sekarang kosong karena sudah sembuh, dari waktu evaluasi 14 hari, kemarin rupanya waktu terakhir, dan sudah sembuh sehingga tidak dilaporkan lagi, olehnya itu Kepulauan Tanimbar kosong," terangnya
Dengan adanya peningkatan, pihaknya sudah putuskan seluruh kabupaten/kota akan memberlakukan pemantauan pada semua orang yang baru datang, apakah dia datang dari daerah terpapar atau tidak, tetap akan dipantau.
"Karena sekarang kita tidak bisa lagi berharap di thermal scanner, makanya akan dilihat pemantauan selama 14 hari setelah orang tersebut masuk di wilayah Maluku," tandasnya.
Untuk sampel 1 orang warga bekasi dan 2 orang WNA, kata Pontoh, sampai saat ini belum diterima hasilnya. Mengingat yang melakukan uji sampel mencapai ribuan orang, sehingga diperlukan beberapa waktu yang cukup lama.
Walaupun demikian, dirinya mengakui Maluku masih aman dari Covid-19, karena belum ada yang positif terpapar virus yang berasal dari Wuhan, China.
Dari total 18 ODP di hari kemarin, kini menjadi 27 Orang, yang tersebar di Kota Ambon dari 5 menjadi 6 orang, Kabupaten Buru dari 1 menjadi 10 orang, sedangkan Seram Bagian Barat (SBB) tetap 3 orang, begitu juga dengan Tual 2 orang dan Kepulauan Aru 6 orang.
Sedangkan PDP dari 1 kini menjadi 2 orang, yaitu di Kota Ambon. Sehingga total ODP dan PDP di Maluku kini mencapai 27 orang.
"Memang ODP ada peningkatan, ini berarti puskesmas bekerja secara maksimal sehingga dapat menjaring orang-orang yang datang dari daerah terpapar Covid-19," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh kepada awak media di kantor Gubernur, Sabtu (21/03).
Ditanya mengenai penambahan 1 PDP di kota Ambon, menurutnya orang tersebut sebelumnya merupakan ODP, karena kondisi kesehatannya menimbulkan gejala Covid-19 kemudian ditingkatkan status menjadi PDP, dan sementara di rawat di RSUD dr. M. Haulussy.
"Untuk kedua orang PDP ini, hari ini atau besok akan di kirim sampelnya ke Balitbangkes Kemenkes, karena harus disiapkan box, serta koordinasi dengan maskapai penerbangan untuk dikirim ke Jakarta," cetusnya.
Sedangkan untuk 1 orang di Kepulauan Tanimbar yang kemarin ditetapkan ODP, sudah membaik, sehingga tidak lagi ditetapkan ODP.
"Untuk 1 orang di Kepulauan Tanimbar sekarang kosong karena sudah sembuh, dari waktu evaluasi 14 hari, kemarin rupanya waktu terakhir, dan sudah sembuh sehingga tidak dilaporkan lagi, olehnya itu Kepulauan Tanimbar kosong," terangnya
Dengan adanya peningkatan, pihaknya sudah putuskan seluruh kabupaten/kota akan memberlakukan pemantauan pada semua orang yang baru datang, apakah dia datang dari daerah terpapar atau tidak, tetap akan dipantau.
"Karena sekarang kita tidak bisa lagi berharap di thermal scanner, makanya akan dilihat pemantauan selama 14 hari setelah orang tersebut masuk di wilayah Maluku," tandasnya.
Untuk sampel 1 orang warga bekasi dan 2 orang WNA, kata Pontoh, sampai saat ini belum diterima hasilnya. Mengingat yang melakukan uji sampel mencapai ribuan orang, sehingga diperlukan beberapa waktu yang cukup lama.
Walaupun demikian, dirinya mengakui Maluku masih aman dari Covid-19, karena belum ada yang positif terpapar virus yang berasal dari Wuhan, China.