KRAKSAAN – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Probolinggo menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) wawasan kebangsaan dan bela negara bagi sarjana hafidz dan hafidzah sebagai upaya membumikan nilai-nilai Pancasila kepada penghafal Al Qur'an di aula Bin Hasan Pondok Pesantren Hati Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan, Jum'at hingga Minggu (13-15/12/2019).
Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta kalangan pemuda dari unsur mahasiswa perguruan tinggi swasta/negeri, pondok pesantren dan warga masyarakat sarjana hafidz dan hafidzah Al Qur'an guna mempererat tali silaturahim antar etnis, suku, ras dan budaya di dalam menjalankan aktivitas sehari-hari di dalam masyarakat Kabupaten Probolinggo.
Selama 3 (tiga) hari pelaksanaan diklat wawasan kebangsaan dan bela negara bagi sarjana hafal Al Qur'an ini, puluhan peserta mendapatkan materi dari beberapa narasumber. Yakni, wawasan kebangsaan oleh Bakesbangpol Kabupaten Probolinggo, Napza oleh Polres Probolinggo, bela negara dan PBB oleh Kodim 0820 Probolinggo, penanganan bencana oleh BPBD Kabupaten Probolinggo, membangun karakter oleh Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo serta keberagaman dalam NKRI oleh Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Probolinggo.
Kepala Bakesbangpol Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan kegiatan ini dimaksudkan agar elemen masyarakat di Kabupaten Probolinggo ikut serta dalam upaya melestarikan nilai-nilai sosial budaya yang berlandaskan agama dan integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku dan etnis bisa berjalan dengan lancar.
"Tujuannya untuk mengoptimalkan proses pembauran bangsa di tengah masyarakat terutama dalam menjaring aspirasi masyarakat, komunikasi, informasi, kerja sama antar warga dapat terjalin persatuan dan kesatuan. Dan dalam rangka mendorong terwujudnya pembauran kebangsaan guna memperkokoh semangat kebhinekaan dan memperkuat integritas nasional dalam proses pembangunan karakter bangsa," katanya.
Ugas menerangkan diklat bela negara ini merupakan bentuk keprihatinannya pada generasi muda, khususnya masyarakat Kabupaten Probolinggo karena masih ada titik-titik tertentu di masyarakat yang masih belum paham betul dan belum mengamalkan betul nilai-nilai Pancasila.
"Hal inilah yang kemudian direspon oleh Bupati Probolinggo untuk mengadakan diklat bela negara yang mungkin pertama kalinya di Indonesia melalui hafidz dan hafidzah. Artinya, mereka ini sarjana-sarjana yang menghafal Al Qur'an 30 juz. Dengan kepandaian dan ilmunya, mereka bisa menyebarkan kebaikan sebagai juru bicara dalam memberilkan pemahaman-pemahaman tentang nilai-nilai toleransi dan agama kepada lingkungannya," terangnya.
Lebih lanjut Ugas mengajak para penghafal Al Qur'an ini untuk bisa menghargai bersama karena di sekitar masih ada beberapa perbedaan golongan, ras dan sebagainya sehingga Indonesia dengan ideologi Pancasila tetap dipertahankan.
"Harapannya ke depan kejadian-kejadian kemarin yang terjadi berkaitan dengan radikalisme tidak terulang lagi. Kita betul-betul mampu untuk menjaga agar Kabupaten Probolinggo menjadi lebih kondusif," pungkasnya. (Elva)