AMBON - BERITA MALUKU. Rasa cemas dan ketakutan pasca gempa berkekuatan mangnitude 6,8 melanda Pulau Ambon dan sekitarnya, Selasa (1/10/2019), seketika berubah menjadi gembira dan haru.
Suasana ini terjadi di tenda pengungsian kawasan Universitas Darusalam (Unidar), Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, ketika Hartini Ohorella, seorang ibu yang ikut mengungsi di tenda pengungsian melahirkan seorang bayi laki-laki, Selasa (1/10/2019).
Kelahiran sang bayi terjadi saat Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno berada di sana mengunjungi para penggungsi dan mendapat informasi bahwa ada bayi yang baru saja dilahirkan. Wagub langsung bergegas menuju tenda tersebut untuk melihat bayi mungil itu.
Didampingi ibu Beatriz Orno, wagub menuju tenda dan pada saat tiba bayi Hartini belum diberi nama.
Akhirnya oleh Wagub diberi nama Muhammad Abas Orno Pelu yang langsung disetujui kedua orang tuanya.
Nama Abas sendiri, merupakan nama kecil atau nama panggilan Wakil Gubernur Barnabas Orno.
Rahman Pelu dan Hartini Ohorella yang merupakan orang tua dari bayi Abas, mengaku senang dan bangga, anaknya diberikan nama oleh orang nomor dua di Maluku.
Pasangan suami istri ini sudah berada di tenda pengungsian sejak gempa melanda pada Kamis (26/9/2019). Dibantu oleh para dokter yang bertugas di RSUD Tulehu proses persalinan Hartini berjalan lancar di dalam tenda pengungsian, sehingga tepat pukul 10.30 lahirlah bayi yang dinamai Abas Orno.
"Terimakasih bapak sudah datang dan memberikan nama kepada beta (saya) pung anak," ungkap Rahman dengan wajah yang sumringah.
Usai memberikan nama kepada bayi Abas, Wagub mengatakan, suatu saat Abas akan menjadi orang yang hebat.
"Nanti anak ini akan menjadi orang hebat," kata mantan Bupati MBD ini.
Dirinya meminta, ketika Abas berusia 40 hari, kedua orang tuanya dapat membawa Abas untuk berkunjung ke kediamannya.
"Kalau sudah berusia 40 hari bawa ke rumah ya, karena disana ada dia punya kakak 8 orang (anak-anak dari wagub)," harap Wagub.
Tak lupa, Wagub pun menyerahkan bantuan berupa uang tunai yang diperuntukan bagi kebutuhan bayi Abas. Di pengungsian, Wagub juga menemui petugas kesehatan yang ditugaskan pada posko yang berada di kawasan Kampus Unidar.
Dia berharap, agar petugas kesehatan dan dokter harus melayani warga masyarakat pada lokasi pengungsian dengan sepenuh hati dan ikhlas.
"Saya harap bapak dan ibu petugas yang melayani kesehatan disini bisa melayani dengan sepenih hati dan ikhlas," harap wagub.
Wagub juga menyampaikan rasa terimakasih kepada warga Negeri Tulehu yang telah membantu para pengungsi yang menginap di rumah mereka, khususnya di dataran tinggi.
Suasana ini terjadi di tenda pengungsian kawasan Universitas Darusalam (Unidar), Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, ketika Hartini Ohorella, seorang ibu yang ikut mengungsi di tenda pengungsian melahirkan seorang bayi laki-laki, Selasa (1/10/2019).
Kelahiran sang bayi terjadi saat Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno berada di sana mengunjungi para penggungsi dan mendapat informasi bahwa ada bayi yang baru saja dilahirkan. Wagub langsung bergegas menuju tenda tersebut untuk melihat bayi mungil itu.
Didampingi ibu Beatriz Orno, wagub menuju tenda dan pada saat tiba bayi Hartini belum diberi nama.
Akhirnya oleh Wagub diberi nama Muhammad Abas Orno Pelu yang langsung disetujui kedua orang tuanya.
Nama Abas sendiri, merupakan nama kecil atau nama panggilan Wakil Gubernur Barnabas Orno.
Rahman Pelu dan Hartini Ohorella yang merupakan orang tua dari bayi Abas, mengaku senang dan bangga, anaknya diberikan nama oleh orang nomor dua di Maluku.
Pasangan suami istri ini sudah berada di tenda pengungsian sejak gempa melanda pada Kamis (26/9/2019). Dibantu oleh para dokter yang bertugas di RSUD Tulehu proses persalinan Hartini berjalan lancar di dalam tenda pengungsian, sehingga tepat pukul 10.30 lahirlah bayi yang dinamai Abas Orno.
"Terimakasih bapak sudah datang dan memberikan nama kepada beta (saya) pung anak," ungkap Rahman dengan wajah yang sumringah.
Usai memberikan nama kepada bayi Abas, Wagub mengatakan, suatu saat Abas akan menjadi orang yang hebat.
"Nanti anak ini akan menjadi orang hebat," kata mantan Bupati MBD ini.
Dirinya meminta, ketika Abas berusia 40 hari, kedua orang tuanya dapat membawa Abas untuk berkunjung ke kediamannya.
"Kalau sudah berusia 40 hari bawa ke rumah ya, karena disana ada dia punya kakak 8 orang (anak-anak dari wagub)," harap Wagub.
Tak lupa, Wagub pun menyerahkan bantuan berupa uang tunai yang diperuntukan bagi kebutuhan bayi Abas. Di pengungsian, Wagub juga menemui petugas kesehatan yang ditugaskan pada posko yang berada di kawasan Kampus Unidar.
Dia berharap, agar petugas kesehatan dan dokter harus melayani warga masyarakat pada lokasi pengungsian dengan sepenuh hati dan ikhlas.
"Saya harap bapak dan ibu petugas yang melayani kesehatan disini bisa melayani dengan sepenih hati dan ikhlas," harap wagub.
Wagub juga menyampaikan rasa terimakasih kepada warga Negeri Tulehu yang telah membantu para pengungsi yang menginap di rumah mereka, khususnya di dataran tinggi.