Washington, Info Breaking News – Munculnya korban meninggal akibat rokok elektronik atau vape di Amerika Serikat mendorong Presiden Donald Trump untuk menarik sebagian besar produk vape dari pasar.
"Kami punya masalah di negara ini. Itu masalah baru. Namanya vaping, terutama karena vaping berkaitan dengan anak-anak yang tidak bersalah," ujar Donald Trump seperti dikutip dari Wall Street Journal, Kamis (12/9/2019).
"Kita tidak boleh membiarkan orang-orang jatuh sakit, dan kita juga tidak boleh membiarkan anak-anak muda terdampak," tambahnya.
Selain Trump, sang Ibu Negara Melania Trump juga turut menyampaikan keprihatinannya atas maraknya penggunaan vape di kalangan anak muda.
Vape sendiri dinilai Trump sebagai industri yang sangat menguntungkan. Meski begitu, ia mengimbau agar para orang tua bisa menjauhkan anak-anaknya dari bahaya rokok elektronik ini.
Dikabarkan, rencana kebijakan ini muncul setelah pemerintah AS melakukan investigasi pada 450 lebih kasus pontensial penyakit paru-paru terkait dengan produk vaping, yang banyak di antaranya mengandung ganja. Enam orang meninggal dikaitkan dengan masalah ini.
Food and Drug Administration (FDA) dikabarkan akan melarang peredaran vape beraroma buah, mentol dan mint. Hanya aroma tembakau saja yang nantinya masih diizinkan. Penjual kemungkinan bisa mendapatkan izin menjual produk ini jika mengajukan permohonan izin dan menerima persetujuan dari FDA.
Vape aroma tembakau sendiri sejatinya ditujukan untuk orang dewasa guna mengurangi atau menghilangkan ketergantungan pada rokok. Namun bila jumlah pengguna vape di bawah umur bertambah maka pemerintah juga akan ambil tindakan tegas.
"Jika kami menemukan jumlah anak-anak pengguna vape beraroma tembakau mulai jika jika kami menemukan praktik pemasaran yang menargetkan anak-anak, kami juga akan terlibat dalam tindakan penegakan hukum," ujarnya.
Menteri Kesehatan Alex Azar dalam pernyataannya mengatakan bahwa pihaknya secara tegas bertekad untuk membersihkan pasar dari vape yang berdampak pada anak-anak, keluarga, sekolah dan komunitas. ***Novie Kusdarman