KRAKSAAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Bagian Administrasi Perekonomian dan SDA memberikan sosialisasi hemat energi di ruang pertemuan Tengger Kantor Bupati Probolinggo, Kamis (1/8/2019).
Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Probolinggo ini dibuka secara resmi oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan SDA Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko didampingi narasumber Kabag Hukum Setda Kabupaten Probolinggo Santoso dan Analis Rencana Umum Energi Daerah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur Setianingsih Nurhayati.
Kabag Administrasi Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi mengungkapkan kegiatan ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penghematan Energi dan Air. Dimana hal ini merupakan suatu kewajiban bagi instansi pemerintah dalam menjalankan regulasi tersebut.
"Tujuannya adalah untuk memviralkan gerakan hemat energi kepada seluruh instansi pemerintah. Nantinya sosialisasi ini akan dikembangkan secara luas di lingkungan OPD dalam rangka gerakan hemat energi," ungkapnya.
Susilo mengharapkan bahwa sejak mulai dari dini sudah menyadari betapa pentingnya melakukan penghematan terhadap energy, karena ada energi terbarukan dan tidak terbarukan. Energi tidak terbarukan selesai ya selesai, kalau terbarukan bisa didaur ulang.
"Kita bisa memilih alat atau media yang memang hemat energi diantaranya yang fokus dilakulan ada 3 (tiga) meliputi energi listrik, BBM dan air. Gerakan hemat energi ini tidak semata-mata bisa langsung dirasakan saat ini tetapi untuk masa depan anak cucu kita," tegasnya.
Sementara Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko mengatakan krisis energi global yang mulai terasa saat ini bukan lagi sekedar wacana tetapi sudah harus menyentuh pada upaya penanggulangan dengan berbagai antisipasi. Penggunaan energi sudah selayaknya dilakukan secara bijaksana dan dimulai dengan mengubah gaya hidup lebih hemat energi.
"Jadikan hemat energi sebagai budaya dalam diri kita karena budaya hemat energi merupakan tanggung jawab bersama. Kita harus peduli terhadap perubahan iklim dengan cara menghenat energi. Dengan demikian dapat mengurangi emisi gas buang yang merupakan penyumbang terbesar dari rusaknya lapisan ozon," katanya.
Menurut Sidik, sekecil apapun upaya untuk menghemat energi pasti bermanfaat untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Point terpenting adalah bagaimana kemudian mendorong budaya hemat energi itu menjadi learning by doing atau satu kebiasaan yang berkesinambungan sehingga dapat menjadi way of life atau gaya hidup. "Tujuan besar yang diinginkan dimulai dengan kegiatan kecil seperti mematikan lampu atau listrik yang sudah tidak digunakan," terangnya.
Sidik menerangkan kebijakan hemat energi pada kantor pemerintah sudah diatur sejak tahun 2011, namun permasalahannya hingga kini belum banyak perubahan yang dilakukan secara nyata di lingkungan pemerintah dan masyarakat dalam mengimplementasikan regulasi tersebut. Gerakan hemat energi sekarang ini harus dilakukan lebih serius lagi khususnya pada instansi pemerintahan di Kabupaten Probolinggo sebagai pelopor dan penggerak kepada masyarakat Kabupaten Probolinggo.
"Instansi pemerintah di Kabupaten Probolinggo harus menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo untuk merubah mindset dan paradigma dalam mengelola air dan sumber daya energi secara bijaksana berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penghematan Energi dan Air," terangnya.
Lebih lanjut Sidik menambahkan listrik merupakan kebutuhan dasar manusia modern dan pembuka jalan menuju peradaban modern. "Tanpa listrik proses pembangunan tidak dapat berjalan karena itu upaya penghematan pemakaian energi seperti listrik perlu terus ditumbuhkan karena masa depan keberlanjutan energi bangsa ini ada di tangan kita demi masa depan anak cucu kita," tegasnya.
Sidik menambahkan langkah 3 M banyak digaungkan dalam penghematan pemakaian energi meliputi mematikan lampu dan peralatan listrik lainnya jika tidak digunakan, mencabut kabel power listrik jika peralatannya sudah dimatikan powernya serta mengatur suhu AC di ruangan menjadi 250 C.
"Gerakan hemat energi menjadi perhatian pemerintah karena pertumbuhan ekonomi Negara dipengaruhi oleh ketersediaan listrik. Apabila pasokan listrik di setiap daerah tersedia, ekonomi di daerah tersebut pun juga dapat tumbuh dan akan menggerakkan sektor industri daerah sehingga memajukan pertumbuhan ekonomi Indonesia," pungkasnya. (wan)