"Bahwa potensi gempa di bagian selatan bukan hoax. Para peneliti, pakar yang pernah menyampaikan potensi ini dua minggu lalu dan sempat ada kekhawatiran, ini yang kita hadapi sekarang, gempa bisa terjadi kapan saja," kata Doni di Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).
Memang belum ada teknologi yang bisa memprediksi waktu terjadinya genpa. Namun potensi itu terus diamati oleh BNPB dan menyiapkan warga agar selalu waspada.
Kita lakukan berbagai langkah agar masyarakat di selatan Pulau Jawa bisa selalu siap," ungkapnya.
Sebagian besar masyarakat, khususnya di pesisir selatan, juga minim akan simulasi keselamatan saat gempa. Jenis latihan ini perlu dilakukan bukan hanya untuk pasukan atau aparat, tapi juga untuk warga biasa.
"Kenapa harus, karena faktanya terdampak langsung keluarga, masyarakat," ujarnnya.
Saat ini, lanjut Doni, pemerintah sedang berusaha agar daerah-daerah rawan gempa di selatan dipasangi alat deteksi dini tsunami akibat gempa. Tapi, yang juga penting adalah membangun sistem agar desa-desa paham akan mitigasi bencana karena tidak semua wilayah memiliki alat deteksi dini.
"Peringatan ini kita butuhkan, hanya tidak semua daerah terjangkau televisi, tidak semua memiliki handphone. Sangat diharapkan media menyampaikan hal-hal kesiapsiagaan masyarakat, mitigasi. Bagaimana cara masyarakat menghindari bencana," pungkasnya. (**)