Karena Gagal Bayar Utang, Deutche Bank Sita 20 Ton Emas Milik Venezuela

Netherland, Info Breaking News - Kabar yang cukup mengejutkan datang dari Negara Venezuela, negara pengasil Emas terbesar dunia ini menjadi bangkrut karna kondisi perekonomian didalam negerinya terpuruk seiring kondisi pemerintahannya yang sarat dengan dinamika, dan hal inilah membuat pihak Deutsche Bank, pemberi pinjaman terbesar yang berbasis di Jerman, menyita 20 ton emas milik Venezuela. Musababnya, negara itu gagal membayar utang atau pinjaman seperti dalam perjanjian.
Venezuela, yang bernama resmi Republik Bolivarian, menerima pinjaman dari bank Jerman itu pada tahun 2016 dengan jaminan 20 ton emasnya. Menurut laporan Bloomberg, Kamis, (6/6/2019), yang mengutip sumber terkait masalah itu, 20 ton emas tersebut dijadikan jaminan untuk pinjaman senilai USD750 juta.
Namun, Venezuela gagal memenuhi ketentuan perjanjian termasuk pembayaran bunga. Perjanjian itu akan berakhir pada tahun 2021. Kegagalan Venezuela itu membuat bank memutuskan untuk mengakhiri perjanjian lebih awal dan menyita emas. Baik Deutsche Bank maupun bank sentral Venezuela tidak bersedia berkomentar.
Venezuela telah mengalami krisis ekonomi terburuk dalam sejarah negara itu. Kondisi ekonomi negara itu yang jatuh disertai dengan resesi tajam, hiperinflasi, dan meningkatnya defisit barang-barang pokok, telah secara signifikan diperkuat oleh gejolak politik, diperburuk oleh tekanan sanksi konstan dari Amerika Serikat.
Negara Amerika Latin telah dikenai sanksi AS yang keras selama beberapa tahun terakhir. Gedung Putih memperkenalkan pembatasan ekspor minyak Venezuela, sumber utama pendapatan negara, serta bisnis emasnya, sehingga sulit untuk menjual emas yang ditambang di luar negeri.
Krisis politik memanas setelah pemimpin oposisi Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara. Guaido yang didukung AS dan banyak negara lainnya, tak mengakui kemenangan Presiden Nicolas Maduro dalam pemilu 2018.
AS dilaporkan menyita USD7 miliar dalam bentuk aset milik perusahaan minyak negara Venezuela, PDVSA, dan anak perusahaannya di AS, Citgo, setelah Washington memberikan dukungan penuh di belakang "presiden sementara" Juan Guaido.
Pada bulan Januari, Bank of England memblokir upaya Venezuela untuk mengambil emas senilai USD1,2 miliar yang disimpan di brankas bank tersebut. Caracas menyimpan sebagian cadangan emasnya di London.
Indonesia bersyukur, sekalipun memiliki uatang luar negeri, tetapi nilai utang dinilai sangat kecil bila dibandingkan kekayaan alam Indonesia, serta perekonomian yang terus bergerak maju, terutama pembangunan infa struktur yang cukup dasyat di era  Presiden Joko Widodo, sangat dirasakan oleh anak bangsa, bahkan pada liburan mudik tahun ini bisa dirasakan secara massif. *** Novie Koesdarman.

Subscribe to receive free email updates: