TEPA - BERITA MALUKU. Seperti sekolah Menengah Atas (SMA) ataupun Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) dan sekolah sederajat lainnya di tanah air yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara nasional hari ini, siswa SMA Negeri 1 Tepa -Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) pun terlibat mengikuit UNBK.
Sayangnya, walalupun para siswa antusias mengikuti ujian akhir nasional berbasis komputer ini, namun mereka diperhadapkan dengan keterbatasan sarana komputer, dimana peserta UNBK diikuti 97 siswa, sementara sarana komputer yang tersedia hanya sebanyak tiga unit saja. Padahal para siswa sudah dipersiapkan selama enam bulan untuk menghadapi UNBK. Mau tak mau pihak sekolah meminta para siswa membawa komputer pribadi (Bila ada siswa yang memiliki).
Kepala SMA Negeri 1 Tepa, Agustinus Krestian Watimena yang dikonfirmasi mengaku bahwa sekolahnya memiliki keterbatasan sarana komputer untuk mengikuti UNBK. Namun pihaknya mengaku soal kesiapan siswanya untuk mengikuti ujian bertaraf nasional ini memang telah mantap dan mencapai 100 persen.
"Soal ketersediaan WiFi sudah mantap, hanya saja untuk kelengkapan komputer untuk SMA ini hanya ada tiga unit saja," kata kepsek.
Dia mengatakan, dengan adanya keretbatasan ini, maka pihaknya meminjam sejumlah perangkat computer dari sekolah atau lembaga lainnya di wilayah tersebut untuk memperlancar siswanya mengikuti UNBK.
Keterbatasan perangkat computer ini kata, kepsek menjadi kendala terbesar sekolah yang dipimpinnya. Sehingga dia berharap Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi Maluku dapat mengusulkan ke pihak Kementerian Pendidikan RI untuk menyikapi persoalan tersebut untuk kebutuhan UNBK pada tahun 2020.
Pemandangan SMA negeri 1 tepa serupa dengan SMA Negeri 3 Tela Babar.
Pasalnya, Kepala SMA Negeri 3 Tela, Anis Hans Monjel mengaku akibat keterbatasan sarana computer maka pihaknya harus memobilisasi sebanyak 31 siswanya untuk ikut UNBK di SMA Negeri 1 Tepa. Sehingga mereka harus rela meninggalkan sekolah mereka dan pergi ke SMA Negeri 1 Tepa yang berjarak sekitar 20 kilometer untuk bersama dengan sekolah SMA Negeri 1 tepa mengikuti UNBK secara bersama-sama.
Untuk itu, Monjel berharap Pemerintah lewat Kominfo bisa membantu perangkat internet WiFi agar tahun depan siswanya tak lagi ujian di SMA Negeri 1 Tepa.
Salah satu siswa SMA Negeri 1 Tepa, Ruben Leslai ketika ditanya wartawan soal kesiapan penguasaan perangkat mengaku tak bermasalah mengingat memang dia dan teman-temannya telah dipersiapkan para guru sebelumnya.
Siswa ini juga berharap Pemerintah menyikapi hal ini agar ujian tahun depan perangkat komputer juga bisa disiapkan. (eky)
Sayangnya, walalupun para siswa antusias mengikuti ujian akhir nasional berbasis komputer ini, namun mereka diperhadapkan dengan keterbatasan sarana komputer, dimana peserta UNBK diikuti 97 siswa, sementara sarana komputer yang tersedia hanya sebanyak tiga unit saja. Padahal para siswa sudah dipersiapkan selama enam bulan untuk menghadapi UNBK. Mau tak mau pihak sekolah meminta para siswa membawa komputer pribadi (Bila ada siswa yang memiliki).
Kepala SMA Negeri 1 Tepa, Agustinus Krestian Watimena yang dikonfirmasi mengaku bahwa sekolahnya memiliki keterbatasan sarana komputer untuk mengikuti UNBK. Namun pihaknya mengaku soal kesiapan siswanya untuk mengikuti ujian bertaraf nasional ini memang telah mantap dan mencapai 100 persen.
"Soal ketersediaan WiFi sudah mantap, hanya saja untuk kelengkapan komputer untuk SMA ini hanya ada tiga unit saja," kata kepsek.
Dia mengatakan, dengan adanya keretbatasan ini, maka pihaknya meminjam sejumlah perangkat computer dari sekolah atau lembaga lainnya di wilayah tersebut untuk memperlancar siswanya mengikuti UNBK.
Keterbatasan perangkat computer ini kata, kepsek menjadi kendala terbesar sekolah yang dipimpinnya. Sehingga dia berharap Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi Maluku dapat mengusulkan ke pihak Kementerian Pendidikan RI untuk menyikapi persoalan tersebut untuk kebutuhan UNBK pada tahun 2020.
Pemandangan SMA negeri 1 tepa serupa dengan SMA Negeri 3 Tela Babar.
Pasalnya, Kepala SMA Negeri 3 Tela, Anis Hans Monjel mengaku akibat keterbatasan sarana computer maka pihaknya harus memobilisasi sebanyak 31 siswanya untuk ikut UNBK di SMA Negeri 1 Tepa. Sehingga mereka harus rela meninggalkan sekolah mereka dan pergi ke SMA Negeri 1 Tepa yang berjarak sekitar 20 kilometer untuk bersama dengan sekolah SMA Negeri 1 tepa mengikuti UNBK secara bersama-sama.
Untuk itu, Monjel berharap Pemerintah lewat Kominfo bisa membantu perangkat internet WiFi agar tahun depan siswanya tak lagi ujian di SMA Negeri 1 Tepa.
Salah satu siswa SMA Negeri 1 Tepa, Ruben Leslai ketika ditanya wartawan soal kesiapan penguasaan perangkat mengaku tak bermasalah mengingat memang dia dan teman-temannya telah dipersiapkan para guru sebelumnya.
Siswa ini juga berharap Pemerintah menyikapi hal ini agar ujian tahun depan perangkat komputer juga bisa disiapkan. (eky)