 |
Balikpapan, Info Breaking News – Berbicara di hadapan ratusan relawan yang tergabung dalam Jaringan Kyai-Santri Nasional dan Aliansi Masyarakat Kalimantan Timur, calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin mengajak para warga untuk dapat menjaga keutuhan bangsa.
Menurut Ma'ruf, belakangan ini makin banyak oknum-oknum tertentu yang ingin melakukan gerakan radikal, bahkan menggunakan politik sebagai sebagai kendaraan untuk memecah belah bangsa. Padahal, negara yang sudah kondusif. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak boleh dirusak dan diganti yang lain.
"Tanpa keutuhan bangsa kita tidak bisa membangun, contohnya Afganistan. Negara ini kaya, tetapi karena perang selama 40 tahun jadi miskin," tegas dia.
Lebih lanjut ia menuturkan keinginannya bersama dengan Jokowi untuk menciptakan Indonesia yang sehat, produktif dan berakhlak mulia. Pada saat ini, imbuhnya, pemerintahan Jokowi-JK telah membuat landasan kebijakan untuk pembangunan bangsa, karena itu pada periode ke depan landasan yang sudah dibuat akan diperbesar dan disempurnakan lagi.
"Baru periode berikutnya kita naikkan lagi, kita maksimalkan lagi. Intinya menambah, memperbesar, melakukan penyempurnaan terhadap manfaat yang sudah diberikan," tutur Ma'ruf Amin.
Ma'ruf Amin mengatakan, jika dia dan Jokowi terpilih lagi, maka pembangunan bangsa tidak dimulai dari nol atau awal. Pembangunan, ujarnya, khususnya di bidang sumber daya manusia (SDM) akan dilanjutkan.
"Semua pembangunan akan dilanjutkan, pada periode berikutnya dengan ditingkatkan," pungkasnya.
Diketahui, cawapres Ma'ruf Amin hari ini, Kamis (21/3/2019) mengadakan kunjungan ke Balikpapan, Kalimantan Timur untuk bersilahturahmi dengan Jaringan Kyai Santri Nasional dan Aliansi Masyarakat Kalimantan Timur di Hotel Novotel Balikpapan.
Ma'ruf Amin dating dengan didampingi sang istri Wury Estu Handayani. Kedatangannya langsung disambut oleh para relawan.
Kegiatan ini merupakan rangkaian safari politik pertama di Balikpapan Kalimantan Timur, kemudian sore hari dilanjutkan ke Banjarmasin.***Juenda