SINAR NGAWI™ Ngawi-Meski didapat kabar jumlah pasien DBD di wilayah Kabupaten Ngawi mengalami tren peningkatan, namun data pasti belum terdeteksi. Jaswadi Kasi P2PM Dinkes Ngawi, mengatakan bahwa pihaknya kini tengah melakukan koordinasi dengan beberapa rumah sakit, baik milik daerah maupun swasta untuk melakukan pendataan.
"Mengingat yang tahu persis jumlah penderita demam berdarah hanya manajemen rumah sakit sendiri," terang dia.Tambahnya, pihanya (Dinkes Ngawi) tengah melayangkan surat secara dasar hukum agar pihak rumah sakit baik yang ada di Ngawo melaporkan data-data pasien DBD by name serta by adrees.
"Akhirnya pihak rumah sakit yang sebelumnya agak sulit melaporkan data itu sekarang sudah mau melaporkan data-datanya dan ini langkah awal dari KDRS (Kewaspadaan Dini Rumah Sakit-red)," tambahnya lagi.
Sementara, untuk penderita DBD pada bulan Nopember dan Desember 2018, jumlah penderita akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tercatat mencapai 200 – 300 pasien baik anak maupun dewasa.
"Pada 2018 kasus demam berdarah itu paling banyak pada bulan Oktober dan Desember. Selebihnya pada bulan sebelumnya biasa saja artinya hanya sekitar 20 sampai 30 pasien," pungkasnya.
Pewarta: Kun/pr
Editor: Kuncoro