Jakarta, Info Breaking News – Pakar media sosial Nukman Luthfie menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Sabtu (12/1/2019) pukul 22.15 WIB di Yogyakarta pada usia 54 tahun.
Kabar kepergian Nukman diumumkan secara langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informasi RI Rudiantara melalui akun twitternya.
"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Kita kehilangan sahabat yang senantiasa menyediakan dirinya untuk kepentingan bangsa. Semoga almarhum Chief Nukman Luthfie husnul khotimah. Teriring Al Fatihah bagi almarhum," katanya dalam cuitannya di akun @rudiantara_id.
Aksi yang sama juga dilakukan oleh Alissa Wahid, putri sulung Presiden Indonesia ke-4.
"Innalilahi wa inna illahi ra jiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, Pakde Nukman sekitar pukul 22.15 WIB di Yogyakarta," kata Alissa.
Tak hanya Rudiantara serta Alissa, sejumlah tokoh tanah air juga turut menyampaikan belasungkawa.
"Pakde Nukman ... selamat jalan ya.. Semoga mendapat tempat yang selapang-lapangnya di sisi-nya," cuit pakar menggambar dan media sosial Dwi Sasono yang akrab disapa Anto Motulz.
Diketahui, Nukman Luthfie merupakan salah satu tokoh media sosial di Indonesia. Sempat memulai karir sebagai jurnalis, ia kemudian mendalami dunia internet setelah menjadi direktur pemasaran di Agrakom.
Pria kelahiran Semarang, 24 September, 54 tahun lalu tersebut kemudian mendirikan Virtual Consulting, serta kerap diundang sebagai pembicara dalam acara-acara bertema internet di Indonesia. Beberapa waktu lalu, ia juga mengatakan bahwa media sosial dan media daring lainnya bisa menjadi sarana bela negara, terutama bagi kalangan anak muda.
Selama hidupnya, Nukman adalah sosok yang dikenal getol mengajak masyarakat Indonesia untuk berbuat positif di media sosial.Ia mengajak masyarakat untuk menyebar konten positif di media sosial sebagai cara elegan untuk melawan propaganda kelompok radikal dan juga konten negatif lainnya, sekaligus menginspirasi orang lain.***Candra Wibawanti
Selama hidupnya, Nukman adalah sosok yang dikenal getol mengajak masyarakat Indonesia untuk berbuat positif di media sosial.Ia mengajak masyarakat untuk menyebar konten positif di media sosial sebagai cara elegan untuk melawan propaganda kelompok radikal dan juga konten negatif lainnya, sekaligus menginspirasi orang lain.***Candra Wibawanti