Hakim Lasito Dikenal Angkuh Dan Tak Mau Mengenal Tetangga

Hakim Lasito Saat Bersidang
Solo, Info Breaking News - Sejak bebertapa hari belakangan ini nyaris tidak terlihat ada kegiatan mencolok di rumah megah dua lantai berwarna putih yang beralamat di Jalan Apel III No 07 Kelurahan Jajar, Kecamatan Laweyan. Jendela rumah Lasito bagian depan tampak terbuka. Di parkiran depan rumah terlihat sepeda motor Honda Vario.
Arifin, 50, salah satu warga yang tinggal di sebelah rumah Lasito menuturkan, sehari-hari hanya istri Lasito yang tinggal di rumah tersebut, sedangkan Lasito sendiri hanya pulang pada akhir pekan saja.
"Mungkin karena kerjanya di Semarang, jadi jarang pulang. Tapi sejak Senin (3/11) kemarin istrinya tidak kelihatan. Katanya sih pulang ke kampungnya di Boyolali," kata Arifin.
Pria asal Jawa Timur ini menjelaskan, Lasito sendiri memiliki rumah tersebut sejak tiga tahun lalu. Selain rumah mewah tersebut, Arifin juga mengatakan bahwa Lasito memiliki empat mobil yang biasa terparkir di garasi, antara lain Toyota Calya, Honda Jazz, Daihatsu Terios, dan Pikap.
"Tapi sudah dua pekan ini tinggal yang Daihatsu Terios, tapi sekarang memang tidak terparkir, mungkin dibawa istrinya," tutur Arifin.
Lasito sendiri, lanjut Arifin, tinggal memiliki satu orang istri dan tiga anak laki-laki. Anak pertama dan kedua sudah menempuh pendidikan tinggi di luar kota. Sedangkan yang bungsu masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Disinggung kapan terakhir melihat Lasito? Arifin menuturkan, terakhir kali melihat Jumat (30/11) pekan lalu. Saat itu mereka sama-sama salat Jumat berjamaah di Masjid Al-Islam yang berjarak 20 meter dari rumah tersebut.
Apakah mengetahui kalau tetangganya diamankan KPK, Arifin mengatakan tidak tahu. Namun dia tidak heran hal tersebut terjadi. Sebab sebagai orang baru, pribadi Lasito dikenal sombong karena tidak pernah bersosialisasi dengan warga. Bahkan saat keluar atau masuk rumah naik mobil melihat tetangganya membersihkan rumput di depan rumah, tidak membuka kaca mobilnya untuk menyapa.
"Setiap ada rapat bulanan di RT, atau kerja bakti di depan rumahnya pun tidak pernah keluar rumah. Padahal kita semua tahu kalau orangnya ada di rumah. Tapi karena cuek mungkin. Saya mau menegur juga tidak berani, wong bukan kapasitas saya," imbuh Arifin.
Hal yang sama juga diungkapkan warga lainnya, Halio Arip. Pria ini pernah berpapasan dengan Lasito saat pulang dari masjid setelah salat Magrib berjamaah. "Padahal saya sapa baik-baik. Tapi orangnya tidak menjawab malah buang muka. Setelah kejadian itu saya tidak pernah lagi mau menyapa dia," kata Halio.
Dari informasi yang dihimpun koran ini kasus ini bermula saat Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah menetapkan Bupati Jepara Ahmad Marzuqi menjadi tersangka korupsi penggunaan dana bantuan partai politik DPC PPP Kabupaten Jepara 2011-2014. Ahmad mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Semarang atas penetapan tersangka tersebut.
Kemudian Lasito ditunjuk menjadi hakim tunggal dalam sidang gugatan tersebut. Ahmad mendekati Lasito yang kemudian memberikan uang suap dalam pecahan rupiah dan dolar Singapura dengan total nominal Rp 700 juta.
Agar tidak curiga, uang suap ini dibungkus menggunakan kardus bandeng presto saat diserahkan ke rumah Lasito di Solo. Dari uang sogokan tersebut, Lasito kemudian memutuskan kalau status penetap*** Yohanes Suroso.an tersangka pada Ahmad tidak sah dan batal secara hukum.*** Yohanes Suroso.

Subscribe to receive free email updates: