Brigjen Faisal : Bandar Narkoba di Indonesia Saja Yang Tak Takut Mati

Brigjen Faisal Saat Meresmikan Rumah Rehabilitasi Korban Narkoba
Banda Aceh, Info Breaking News - Semakin mengerikan dan terlalu massif kejahatan narkoba yang berkembang pesat di belahan dibelahan daerah Nusantara, sebagaimana diungkapkan Kepala BNNP Aceh Brigjen Faisal Abdul Naser, yang mengkisahkan tentang kondisi dua negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia begitu takut dengan ancaman narkoba.
Ini bukan saja karena barang haram itu memiliki daya rusak tinggi terhadap generasi muda. Tapi juga karena dampaknya yang bisa merambat ke berbagai sektor.
Itulah sebabnya, dua negara tersebut begitu takut dengan ancaman peredaran narkoba ini.
"Mereka, diberitakan tentang tentang narkoba saja takut," kata Faisal saat pidato diperesmian panti rehab Rumah Generasi Emas Aceh,belum lama ini.
Faisal mendapat informasi itu saat kunjungan kerja ke Malaysia untuk membahas tentang ancaman narkoba, baru-baru ini.
Di negeri Jiran itu, dia bertemu dengan dua duta besar Indonesai masing-masing untuk Malaysia dan Singapura. Merekalah yang menginformasikan kepada Faisal tentang bagaimana perspektif negara tersebut terhadap bahaya narkoba.
"Karena narkoba ini dampaknya sangat luas, bukan soal generasi muda saja. Kalau tertulis saja diberita, ini berdampak pada ekonomi mereka. Bisa anjlok nilai mata uangnya, ekonominya," kata Faisal.
"Sedangkan kita (di Indonesia), ditembak saja tidak takut. Dihukum mati juga tidak takut, ndak mati-mati."
Faisal mengaku tak enggan mengungkapkan hal itu karena narkoba sesungguhnya memang ancaman yang luar biasa.
Bahkan, kata Faisal, Presiden juga sudah menyatakan agar menembak mati bandar narkoba. "Kenapa, sudah hampir 7 juta jiwa generasi kita yang terkena narkoba. Itu hasil riset baru-baru ini," katanya
Di Aceh, peredaran narkoba juga cukup mengerikan. BNNP Aceh mencatat 73 ribu warga Tanah Rencong menjadi pecandu. Dari jumlah itu, 321 orang yang direhab.
"Kenapa bisa seperti ini? Karena kita tidak punya panti rehab," katanya saat ditemui wartawan usai acara tersebut.
Saat ini di Banda Aceh baru ada sekitar lima panti panti rehab bagi pecandu narkoba. Jumlah ini masih sangat sedikit dibanding jumlah pecandu.
Faisal berharap Pemerintah Provinsi Aceh membangun sebuah panti untuk merehab para pemakai narkoba tersebut.
Menurut Faisal, Aceh saat ini sudah menjadi tempat transit peredaran narkoba. Bahkan setelah masuk Tanah Rencong, barang haram tersebut dapat kembali di bawa hingga ke Australia.
Para bandar yang sudah ditangkap ini, katanya, masih dalam jumlah sangat sedikit.
"Yang ketangkap hari ini tidak lagi dalam bentuk ons, tapi kiloan. Yang ketangkap baru sedikit," jelas Faisal. *** Irdan Ramadhan.

Subscribe to receive free email updates: